Salah satu kelakar Idham mengenai 'haji tomat'. Candaan itu terlontar saat dia bercerita perihal panggilan dari Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang memintanya ke Istana Kepresidenan.
"Beliau (Kombes Ade Vivid) bilang pukul 13.15 WIB ditunggu di Istana. Sesaat itu saya langsung telepon Pak Nico (Brigjen Nico Afinta), saya telpon ke Koorspripim Kombes Ferdy Sambo, yang saksi hidupnya," kata Idham di rumah dinasnya, Jalan Panglima Polim III, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (30/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat inilah candaan Idham terlontar. Dia mengaku kerap disapa oleh Tito dengan sebutan Pak Haji. Tapi, sebut dia, bukan Haji Tomat, pergi tobat, pulang kumat.
"Saya mohon petunjuk Pak Haji (Tito), karena saya sering panggil Pak Tito, Pak Haji, dan Pak Tito panggil saya Pak Haji, meskipun saya bukan haji tomat, berangkat tobat balik kumat. Ha-ha-ha," kelakar Idham disambut tawa para anggota Komisi III DPR.
Kelakar Idham pun tak berhenti. Dia kembali bercanda soal kata 'tegang' seperti disampaikan Ketua Komisi III Herman Hery.
"Kata Pak Ketua (Herman Hery) tidak boleh tegang-tegang. Tapi kalau tidak tegang yang paling marah istri kita," sebut Idham. Seketika suasana menjadi riuh, para anggota DPR yang berada di rumah dinas Idham sontak tertawa.
Diberitakan sebelumnya, Idham hari ini menerima kunjungan Komisi III DPR di rumah dinasnya. Kunjungan ini merupakan bagian dari uji kelayakan calon Kapolri.
Anggota Komisi III DPR Habiburokhman mengatakan kunjungan ini juga dilakukan untuk mengetahui informasi detail tentang Idham termasuk keluarganya. Komisi III, kata Habiburokhman, ingin memastikan Idham merupakan sosok yang tepat melayani rakyat.
"Kunjungan ini dilakukan secara terbuka dan bertujuan untuk mengetahui informasi detail soal sosok cakapolri ini termasuk soal keluarga beliau. Prinsipnya kita ingin pastikan memilih sosok yang tepat. Kita tahu beban tugas Kapolri kan sangat berat, harus siap 24 jam kerja layani rakyat," ucapnya. (zak/gbr)











































