SD di Kampar Riau yang Berlantai Tanah Kini Sudah Kinclong

SD di Kampar Riau yang Berlantai Tanah Kini Sudah Kinclong

Chaidir Anwar Tanjung - detikNews
Rabu, 30 Okt 2019 12:59 WIB
Foto: SD di Kampar Riau kini sudah kinclong (Dok ist)
Pekanbaru - Bangunan SD Marjinal di Desa Batu Sasak, Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kabupaten Kampar, Riau dulunya sangat miris dinding bambu dan lantai tanah. Kini sekolah jarak jauh itu sudah kinclong.

Wajah murid SD Marjinal tak lagi murung. Ada 16 siswa di sana yang saban hari belajar dengan dua orang tenaga pengajar. Para murid kini sudah bisa ceria karena sekolah mereka tak lagi seperti kandang kambing.



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kini banguan dua kelas sudah permanen yang dibangun secara bertahap. Sekolah itu sudah beratapkan seng baru, dinding beton, lantai sudah licin dengan semen, tak beralaskan tanah liat lagi.

Sekolah marjinal ini merupakan sekolah jarak jauh dari SD Negeri 10 sebagai sekolah induk. Sekolah jarak jauh ini dibuat, karena keterbatasan sarana infrastruktur jalan. Sejumlah murid kesulitan menuju ke sekolah induk, kerana harus melintasi sejumlah anak sungai yang tak ada jembatan. Jarak ke sekolah induk sekitar 3 Km.

SD di Kampar Riau yang Berlantai Tanah Kini Sudah KinclongFoto: SD di Kampar Riau kini sudah kinclong, dulunya SD ini sudah reot bahkan papan tulis hanya sisa setengah (Dok ist)


Sekolah Marjinal ini dibangun sekitar tahun 2006 silam dengan kondisi yang memprihatinkan. Atapnya bocor saat hujan karena hanya bermodalkan terpal, dinding dari papan dan bambu banyak bolong, bangku dan tempat duduk banyak yang tak memedai. Persoalan ini sempat viral di media sosial tahun 2017. Media ini juga sempat menuliskan kisah sekolah reot itu.

Kini bangunan sekolah itu sudah layak huni untuk proses belajar mengajar. Salah satu inisator untuk pembangunan gedung sekolah ini adalah, Bripka Rolan Manurung anggota Lantas Polda Riau.

Berawal Rolan saat bertugas menyeberangkan beberapa orang yang meminta sumbangan untuk membangun SD Marjinal itu di depan tugu Zapin kawasan Jl Sudirman, Pekanbaru di sebelah Markas Polda Riau.



Sementara istrinya, melihat viralnya sekolah tersebut di medsos. Sehingga sang istri menghubungi pihak yang memposting foto sekolah yang memprihatinkan itu. Istrinya mengajak agar mereka datang ke rumahnya.

"Saat pulang ke rumah, ternyata tamu istri saya tadi adalah orang yang saya seberangkan di depan bundaran tugu Zapin," kata Rolan kepada detikcom, Selasa (30/10/2019).
SD di Kampar Riau yang Berlantai Tanah Kini Sudah KinclongFoto: SD di Kampar Riau kini sudah kinclong (Dok ist)

Dari pertemuan inilah, Rolan bertekat untuk membantu mencarikan dana untuk membangun sekolah itu. Untuk awal, pasangan suami istri ini rela mengambil uang di tabungan.

Namun untuk meringankan biaya pembangunan ini, anggota Polantas ini mengajak urun rembuk ke warga sekitar di sekolah itu. Dia meminta agar materil bangunan seperti pasir, kayu, dan tenaga kerjanya bisa swadaya masyarakat setempat.

Urusan pembelian batu bata, semen, seng dan besi, menjadi tanggung jawab Rolan. Batu bata harus dibeli dari Pekanbaru yang harus menempuh perjalanan lebih 7 jam ke sekolah itu. Ini karena kondisi jalan yang berlumpur sehingga susah dilintasi kendaraan roda empat. Biaya transportasi membawa batu bata ini lumayan mahal karena rusaknya kondisi jalan.

Pelan tapi pasti, sedikit demi sedikit akhirnya bangunan sekolah berdiri. Ada tiga kelas yang bisa dibangun di perkerangan itu. Dua kelas untuk proses belajar mengajar, satu ruangan untuk guru. Di tambah lagi fasilitas kamar mandi.

"Ketika pembangunan sekolah lagi berjalan, saat itu lagi membutuhkan dana tambahan Rp 2,5 juta. Akhirnya saya dan istri sepakat jual cincin agar sekolah itu segera rampung," kisah Rolan.



Seorang guru wanita, Rosel, kini merasa lega melihat bangunan sekolahnya yang telah permanen. Dia tak risau lagi saat turun hujan sekolah mereka bocor.

"Terima kasih kepada Pak Rolan dan masyarakat yang sudah bersama-sama membangun sekolah kami. Anak-anak kami sekarang bisa belajar dengan tenang, tanpa takut kalau hujan turun," kata Rosel.

Ruangan kelas mereka juga sudah ada tempat duduk, meja yang memadai. Papan tulis juga tak ada lagi yang bolong. Kondisi sekolah pasca-swadaya masyarakat jauh lebih baik dari sebelumnya. Kini bangun lama sekolah yang berdinding papan dan bambu tinggal kenangan semata. Murid-murid sudah berpindah ke ruangan yang baru di sebelah bangunan yang lama.
Halaman 2 dari 3
(cha/rvk)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads