Usai Heboh Lem Aibon, Kini Rencana Anggaran DKI 2020 Tak Bisa Diakses

Usai Heboh Lem Aibon, Kini Rencana Anggaran DKI 2020 Tak Bisa Diakses

Arief Ikhsanudin - detikNews
Rabu, 30 Okt 2019 11:36 WIB
Balai Kota DKI (Rengga Sancaya/detikcom)
Jakarta - Rencana Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020 DKI Jakarta pagi ini tidak bisa diakses di situs APBD DKI. PSI pun memprotes.

Kemarin, rencana KUA PPAS 2020 masih bisa dibuka lewat halaman utama situs APBD DKI. Namun, kini tidak ada pilihan '2020' di halaman utamanya. Saat laman https://apbd.jakarta.go.id/main/pub/2020/1/4 dibuka, muncul tulisan 'Info Jadwal belum ada yang dipublikasikan'.


Usai Heboh Lem Aibon , Kini Rencana Anggaran DKI 2020 Tak Bisa DiaksesKUA PPAS APBD DKI 2020 tidak bisa diakses. (Screenshot situs APBD DKI)


SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Anggota Fraksi PSI DPRD DKI, William Sarana Aditya, meminta akses dibuka lagi. Menurutnya, Gubernur DKI Anies Baswedan membuat kesalahan fatal bila hendak menutupi anggaran.

"Saya minta hari ini juga website apbd.jakarta.go.id yang memuat data rincian komponen usulan APBD 2020 segera dibuka lagi. Kesalahan fatal kalau Gubernur mau menutup-nutupi. Kalau ada data yang terbaru, segera tampilkan saja. Jangan Gubernur bermain opini, kami minta buka datanya!" kata William dalam keterangan pers tertulis, Rabu (30/10/2019).

William menilai Anies Baswedan lalai selama proses penyusunan anggaran. Dia pun meminta Anies tidak melimpahkan kesalahan kepada bawahannya. Sebelumnya, PSI menyoroti soal anggaran lem Aibon sebesar Rp 82 miliar.

"Kemarin saya temukan ada usulan belanja lem Aibon senilai Rp 82 miliar di Suku Dinas Pendidikan Jakarta Barat. Ini usulan dari mana? Kenapa lem Aibon dan kenapa angkanya besar sekali? Saya minta Gubernur jelaskan, jangan buang badan ke anak buah!" tegas William.



Bagi William, seharusnya tidak ada kesalahan fatal di tahap pembahasan rancangan Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020. Bagi dia, semestinya rancangan itu sudah rapi dan bisa dipertanggungjawabkan.

"Apa benar kesalahan input atau jangan-jangan baru diperbaiki karena masyarakat teriak? Di sistem e-budgeting kan tercatat kronologi penginputan, saya minta bukan hanya data komponen dibuka, tapi juga rekaman digital siapa input komponen apa dan kapan supaya terang benderang," kata William.

Anggota DPRD DKI F-PSI, William Aditya Sarana / Anggota DPRD DKI F-PSI, William Aditya Sarana (Dwi Andhayani/detikcom)


Sebelumnya, William merasa ada keanehan dalam rencana anggaran di Dinas Pendidikan DKI Jakarta tahun 2020. Dia mengunggah di akun Twitter-nya soal rencana anggaran penyediaan lem senilai Rp 82 miliar.

Dinas Pendidikan DKI Jakarta merasa tidak mengantarkan pembelian lem Aibon. Kemungkinan ada kesalahan ketik.

"Ini sepertinya salah ketik. Kami sedang cek ke semua komponen untuk diperbaiki," ucap Sekretaris Dinas Pendidikan Susi Nurhati, saat dihubungi, Selasa (29/10).
Halaman 2 dari 2
(imk/fjp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads