Jumlah pesepeda di DKI Jakarta ini dihitung oleh Institute for Transportation and Development Policy (ITDP). Perhitungan ini berdasarkan survei yang dilakukan pada 2, 4, 5 Oktober 2019, sesudah uji coba jalur sepeda. Jumlah pesepeda diambil pada pukul 07.00 WIB hingga 08.00 WIB. Data ini dibandingkan dengan sebelum uji coba, data terakhir dishub DKI pada 11 September 2019.
Ada empat titik lokasi yang dijadikan sampel survei jumlah pesepeda, yakni di MH Thamrin, Imam Bonjol, Pramuka dan Pemuda. Untuk Pramuka, belum dilakukan penghitungan setelah uji coba. Lantas, empat titik itu dibedakan jadi dua arah, dari arah TU Gas dan arah Balai Kota.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Foto: Data jumlah pesepeda sesudah dan sebelum uji coba (dok. ITDP) |
Untuk kawasan Jl MH Thamrin, jumlah rata-rata pesepeda sesudah uji coba jalur sepeda mencapai 49,5 dari arah TU Gas. Jumlah ini mengalami peningkatan 2,1 kali dari data sebelumnya, 23. Sedangkan dari arah Balai Kota, rata-rata jumlah sebelum uji coba 26 dan sesudah uji coba 76,5, ada peningkatan 2,9 kali.
Selanjutnya, untuk kawasan Imam Bonjol dari arah TU Gas, jumlah rata-rata sebelum uji coba 11 pesepeda. Sesudah uji coba menjadi 42 atau mengalami peningkatan 3,8 kali. Sedangkan dari arah Balai Kota, jumlah rata-rata sebelumnya 45, menjadi 45,5 atau ditulis meningkat 1 kali.
Sedangkan untuk kawasan pemuda, dari arah TU Gas jumlah rata-rata pesepeda sebelum uji coba 8. Usai uji coba menjadi 45 atau mengalami peningkatan 5,6 kali. Untuk arah Balai Kota, jumlahnya sebelum uji coba 12 dan menjadi 11. Rasionya menurun menjadi 0,91 kali.
Sebelumnya, Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta Syafrin Liputo menyebut ada kenaikan drastis pengendara sepeda sejak uji coba jalur. Pemprov berharap sepeda menjadi alat transportasi warga.
"Naiknya pengguna sepeda 580 persen. Jadi ada peningkatan 5,8 kali per jam," kata Syafrin di gedung DPRD DKI Jakarta, Jalan Kebon Sirih, Jakarta Pusat (28/10/2019).
"Sekitar dari rata-rata 8 orang per jam yang melintas jadi 47 atau 48. Sekilas saya baca. Itu bukan saya yang studi ITDP. Itu lah kenapa. Saya menyampaikan apa adanya," lanjut Syafrin.
Saat ini, Syafrin mengajukan anggaran pembuatan jalur sepeda dalam rencana anggaran Pemeliharaan Prasarana Rekayasa Lalu Lintas di Koridor Busway. Semula, anggarannya senilai Rp 4,49 miliar, kemudian menjadi Rp 73,771 miliar.
"Itu sekitar Rp 69 miliar untuk jalur sepeda. Jadi akan ada marka, akan ada rambu, kantin itu pembatas fisik," ucap Syafrin.
Namun anggaran itu belum disetujui oleh DPRD DKI Jakarta. Syafrin berharap Komisi B segera setuju rencana anggaran itu.
"Ini kan menjadi program unggulan dan dibutuhkan. Tentu kita berharap program ini tetap berlanjut dan nggak ada pembatalan," imbuhnya.
Halaman 2 dari 2












































Foto: Data jumlah pesepeda sesudah dan sebelum uji coba (dok. ITDP)