Peran Sentral Suhendra Hadikuntono dalam Meredam Gejolak di Aceh

Peran Sentral Suhendra Hadikuntono dalam Meredam Gejolak di Aceh

Moch Prima Fauzi - detikNews
Senin, 28 Okt 2019 19:06 WIB
Foto: Dok. Pribadi
Jakarta - Nama Suhendra Hadikuntono banyak dicalonkan berbagai pihak mulai beberapa tokoh
masyarakat dan pimpinan Organisasi Kemasyarakatan Pemuda (OKP) untuk menduduki posisi Calon Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) dari unsur sipil dan profesional, dengan latar belakang yang dimilikinya.

Di kesempatan lain, beberapa waktu yang lalu, Suhendra beserta rombongan mengunjungi Aceh. Tokoh pertama yang ditemui adalah Wali Nanggroe Aceh Tengku Malik Mahmud Al-Haythar dan diterima di Meuligo Wali Nanggroe, Banda Aceh.

"Selain menghadiri hari santri, kunjungan kami ke Aceh ini untuk silaturahmi kepada Wali Nanggroe sekaligus membahas soal situasi di Aceh pascapemanggilan mantan Panglima GAM Muzakir Manaf oleh Komnas HAM," ujar Suhendra di sela-sela pertemuannya dengan Malik Mahmud yang dikutip dalam keterangan rilisnya, Senin (28/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Selain Suhendra, rombongan terdiri atas Marsekal Muda TNI (Purn) Gutomo, pegiat media sosial Rudi S Kamri dan beberapa wartawan senior Karyudi Sutajah Putra dan R Wuryanto.

"Saya merasa perlu menyampaikan bahwa pemanggilan Muzakir Manaf tersebut bukan agenda pemerintah atau Bapak Presiden Jokowi, karena beliau menjunjung tinggi kesepakatan Helsinki, 15 Agustus 2005 antara Pemerintah RI dan GAM," jelas Suhendra.

"Setelah menerima telepon tentang situasi terkini di Aceh, saya langsung bertindak dan turun ke lapangan meredam situasi. Hal ini adalah panggilan jiwa saya sebagai warga bangsa untuk membantu pemerintah agar Aceh tidak kembali bergejolak," lanjut Suhendra.

Seperti diketahui, Suhendra-lah satu-satunya tokoh yang merespons cepat pemanggilan mantan Panglima Gerakan Aceh Merdeka (GAM) Muzakir Manaf oleh Komnas HAM belum lama ini. Ia menilai pemanggilan itu akan membuka luka lama, bahkan ibarat membangunkan macan tidur.

Gara-gara pemanggilan itu, situasi di Aceh memang sempat memanas. Bahkan menurut kesaksian seorang warga Aceh bernama Jaka Rasyid, para mantan kombatan GAM siap kembali mengangkat senjata, karena mereka berasumsi Pemerintah Pusat tidak bisa memegang komitmennya.


Dengan adanya pernyataan dari Suhendra, situasi di Aceh dikatakan telah kembali tenang. Hal ini diakui Tengku Malik Mahmud, sehingga Wali Nanggroe Aceh itu menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada Suhendra Hadikuntono dan mengundangnya untuk berkunjung ke Aceh.

Dalam pertemuan yang berlangsung selama empat jam itu, Suhendra dan rombongan secara intensif melakukan diskusi kebangsaan dengan Wali Nanggroe Malik Mahmud. Malik sependapat dengan Suhendra bahwa semua pihak hendaknya tidak lagi mengungkit luka lama di Aceh yang sudah terkubur sejak Perjanjian Helsinki, 15 Agustus 2005.

"Mari menatap masa depan, jangan ungkit luka lama. Mari kita bersama memperkuat jalinan Sabuk Nusantara dalam bingkai NKRI," ujar Malik Mahmud didampingi Suhendra.


Simak juga video "Kabinet Menuai Kontroversi, Hendropriyono Sebut Kesalahan Penempatan" :

[Gambas:Video 20detik]

(prf/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads