Pakar politik yang juga founder lembaga survei KedaiKopi, Hendri Satrio, melihat arahan Prabowo ke Gerindra itu menguntungkan Prabowo, Gerindra, maupun Anies Baswedan.
"Anies akan terbiasa mendapatkan kritikan dan masukan dari dalam, kritikan dari dalam cenderung membangun bukan menjatuhkan. Kedua, bila Gerindra mengkritik maka kritikan dari oposisi akan berkurang karena konten kritikan akan sama. Sehingga Anies bisa fokus pembangunan yang akan semakin melambungkan namanya di panggung politik yang berujung Pilpres 2024 kelak," kata Hendri kepada wartawan, Senin (28/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lalu apa untungnya buat Gerindra?
"Fungsi check and balances dari legislatif dan parpol dilaksanakan Gerindra, sehingga mendapatkan stempel positif dari pendukungnya," ungkap Hendri.
"Gerindra pun bisa tetap "mengendalikan" Anies terutama bila ada keinginan Anies untuk maju 2024 melalui Gerindra," imbuhnya.
Terakhir adalah keuntungan buat Prabowo. Apalagi selain citra positif saat berada jadi bagian pemerintahan.
"Manfaat untuk Prabowo, di mata Jokowi dan PDIP citra Prabowo akan lebih profesional dan sejiwa dengan Jokowi-PDIP," tuturnya.
Baca juga: Prabowo Mulai Kritisi Anies, Why? |
Sebelumnya diberitakan, wakil ketua DPD Partai Gerindra DKI Jakarta Syarif mengungkap adanya arahan langsung dari Ketum Prabowo untuk mulai mengkritisi Gubernur DKI Anies Baswedan.
"Bantu rakyat dengan dukung program pemerintah yang prorakyat. Tetap kritis bersama rakyat," ungkap Syarif soal pesan Prabowo itu.
Belakangan, Gerindra DKI menyoroti capaian kerja Tim Gubernur untuk Percepatan Pembangunan (TGUPP). Kinerja itu menjadi pertimbangan Gerindra untuk menyikapi anggaran TGUPP pada 2020. Pada rencana Kebijakan Umum Anggaran Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-PPAS) 2020, Bappeda DKI Jakarta mengusulkan anggaran untuk TGUPP sebesar Rp 21 miliar.
Halaman 2 dari 2