"Korban dilaporkan terkait dugaan kasus penculikan. Saat itu kami bergerak cepat untuk cari tahu motifnya," ucap Kasubdit Jatanras Polda Sumsel AKBP Yudhi Suhariadi saat ditemui di Polda, Minggu (27/10/2019).
Dikatakan Yudhi, dari penelusuran Unit I Subdit Jatanras, diketahui Anita terakhir bersama Yudi, rekan satu profesi tetapi beda satuan kerja. Yudi adalah seorang tenaga honorer, sedangkan korbannya berstatus PNS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Semua saksi dan alat bukti kami terima. YD inilah yang terakhir bersama korban. Kemudian kami periksa dan bilang korban tidak sama dia," kata Yudhi.
"Beberapa kali YD dipanggil ke kantor, ya dia bilang tidak tahu. Tapi setiap kali ada petunjuk baru, dia kami panggil, kami minta keterangan, pulang, dan begitu terus dia," imbuh Yudhi, yang kini ditunjuk menjadi Plt Kapolres Pali.
Terakhir, Yudi disebut sempat menuding korban pergi dari rumah karena sedang ada masalah dengan keluarganya. Korban pun disebut akan pulang ketika masalah tersebut sudah selesai.
Bahkan Yudi secara tegas mengatakan korban hanya ingin menenangkan diri. Namun Yudi mengaku tak tahu di mana korban berada.
"Dia bilang intinya ada masalah dengan keluarga, (itu) alasan korban pergi. Keluarga juga semua kami pantau dan kami yakin itu hanya alibi (alasan) saja," kata Yudhi.
Sepekan berlalu, berbagai barang bukti dan saksi mulai terkumpul. Polisi yakin Yudi sebagai otak pelakunya. Hanya, saat itu alat bukti belum lengkap. Yudi tetap masih berkeras tidak terlibat.
"Kami periksa terus Yudi. Sejak saat itu, dipantau pergerakannya. Sampai saya katakan, anggota itu tak pulang-pulang, gantian jagain rumahnya, gantian jaga," kata Yudhi.
Hal senada disampaikan Kanit I Kompol Antoni Adhi, yang menyebut Yudi selalu berkilah dan berusaha memecah konsentrasi tim penyidik dengan menuding keluarganya sebagai dalang.
"YD ini bilang karena keluarga, ya karena abangnya. Karena ini-itu dan sebagainya disebut, memang orangnya pintar dia ini. Dia ceritakan korban ada masalah sama keluarga. Kami sempat tidak habis pikir," kata Antoni.
Titik terang mulai terungkap ketika salah satu pelaku, Ilyas, ditangkap pada Selasa (22/10). Ilyas secara tegas mengatakan Yudi adalah dalangnya dan ia menerima upah Rp 4 juta.
"IL ini sebenarnya orang terakhir yang kami kejar. Utamanya ya NV sama AM, mereka sudah tidak ada lagi di rumah. IL langsung mengaku dan bilang dapat Rp 4 juta dari YD," kata Antoni.
Sayangnya, Ilyas mengaku tidak tahu di mana korban dikubur. Sebab, ia tak ikut langsung saat korban dikubur oleh Novi dan Amir setelah dibunuh di dalam mobil.
"Terakhir ada saksi bilang ada makam mencurigakan. Diduga kuat makam itu tempat korban dikubur. Kami cek benar, dan dalam waktu bersamaan juga YD ditangkap. Akhirnya mengakui sebagai pelaku pada Jumat (25/10)," katanya.
"Tempat korban dikubur di TPU Kandang Kawat itu dulu ditemukan, barulah YD ini mengaku. Jadi dari awal tidak mengaku," tegas Antoni.
Kakak kandung korban, Herianto, bahkan tidak habis pikir. Sebab, Herianto, disebut Yudi, adalah dalang utama korban hilang dari rumah.
"Allah SWT itu adil, sayalah orang yang dituduh. Ternyata dia pelakunya, malah dia otak pelaku, tidak habis pikir begitu pintarnya dia," kata Heri saat ditemui di rumah duka.
Halaman 2 dari 3
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini