"Kasus yang ditangani itu kalau kasusnya besar, melibatkan orang penting dan orang besar, itu biasanya memang, satu, penanganannya susah sekali dan biasanya lama dan itu juga mohon maaf pressure-nya juga cukup kuat, baik pada saya sendiri maupun lingkungan saya, termasuk keluarga," ujar Agus di Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (26/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jadi itu mau tidak mau harus diakui, ada. Kasusnya saya nggak perlu sebut satu per satu ya. Tetapi kasus yang besar, melibatkan tokoh besar itu biasanya memang complicated, waktunya panjang dan memberikan tekanan yang cukup besar," jelasnya.
Agus memang pernah mendapat teror di kediamannya. Saat itu, ada benda mirip bom yang ditemukan di rumah Agus. Wakil Ketua KPK Laode M Syarif juga pernah mendapat teror saat rumahnya dilempari molotov.
Selain bercerita tentang tekanan yang didapatnya, Agus punya pesan bagi para menteri Kabinet Indonesia Maju. Dia berharap para menteri yang baru bisa benar-benar melanjutkan reformasi birokrasi sehingga kerja pemerintah bisa lebih cepat.
"Saya sangat menginginkan teman-teman yang mengurusi reformasi birokrasi, yang ini menjadi urat nadinya suatu pemerintah dapat berjalan lebih cepat dan reformasi birokrasi yang sudah dimulai agak lama, semoga segera terwujud dengan baik," ucapnya.
Kegiatan Jika Purnatugas
Agus Rahardjo juga bercerita tentang kegiatan usai dirinya tak lagi jadi Ketua KPK nanti. Dia akan tetap mengabdi bagi masyarakat jika ada kesempatan.
"Saya dari awal tidak pernah merencanakan mau ke mana, jadi selalu berjalan itu mengikuti arus saja. Nanti kalau ada pengabdian di tempat lain yang kemudian beri manfaat lebih banyak kepada rakyat Indonesia, pasti saya lakukan," katanya.
Sementara itu, Wakil Ketua KPK Laode M Syarif mengatakan dirinya bakal aktif lagi sebagai dosen usai purnatugas nanti. Syarif mengatakan, sebelum jadi Komisioner KPK, dirinya juga aktif dalam kegiatan antikorupsi.
"Ya seperti dulu lagi, mengajar di Fakultas Hukum, membuat program-program di Unhas," kata Syarif.
Masa tugas pimpinan KPK Agus Rahardjo, Laode M Syarif, Saut Situmorang, Basaria Pandjaitan, dan Alexander Marwata akan berakhir pada 21 Desember 2019. Mereka bakal digantikan pimpinan KPK baru, yaitu Firli Bahuri, Lili Pintauli Siregar, Nawawi Pomolango, Alexander Marwata, dan Nurul Ghufron.
Halaman 2 dari 2