"Janganlah niat kami (bantuan luar negeri Indonesia) selalu dikaitkan dengan politik. Bantuan ini tidak ada kaitannya dengan itu (isu Papua)," kata Duta Besar Republik Indonesia untuk Selandia Baru, Samoa, dan Tonga, Tantowi Yahya, dalam siaran persnya, Jumat (25/10/2019).
Indonesian AID telah diresmikan oleh Wakil Presiden periode 2014-2019, Jusuf Kalla. Ada empat kementerian yang terlibat, yakni Kementerian Luar Negeri, Kementerian Keuangan, Kementerian Sekretariat Negara, serta Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (Bappenas).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lima negara di Pasifik yang telah menerima bantuan Indonesian AID adalah Fiji, Kepulauan Solomon, Nauru, Tuvalu, dan Kiribati. Tantowi percaya, Indonesian AID bakal meningkatkan hubungan baik Indonesia dengan negara lain.
"Bantuan luar negeri RI dapat membangun solidaritas yang erat kepada negara berkembang lain, terutama yang terkena bencana alam. Saat ini dana yang tersedia berjumlah Rp 2,5 triliun dalam bentuk endowment fund. Nantinya akan bertambah sampai Rp 10 triliun di akhir 2021. Tantowi menjelaskan bantuan yang akan disalurkan akan berupa dana pembangunan kapasitas manusia, bantuan pembangunan infrastruktur, dan bantuan kemanusiaan. Dalam kerangka Indonesian AID ini, ke depannya untuk negara-negara di kawasan Pasifik, bantuan akan diberikan di bawah skema Regional Strategic Partnership," jelas Tantowi.
Isu miring yang mengiringi Indonesian AID itu juga ditanyakan oleh jurnalis di Selandia Baru kepada Tantowi. Menurut politikus Partai Golkar ini, banyak media asing yang sengaja menafikan niat tulus Indonesia yang ingin membantu negara lain.
"Janganlah niat kami (bantuan luar negeri Indonesia) selalu dikaitkan dengan politik. Bantuan ini tidak ada kaitannya dengan itu," tegasnya.
Indonesia memang punya utang dari negara lain, namun bukan berarti Indonesia tidak bisa membantu negara lain. Tantowi menyatakan hal itu tidaklah salah.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini