"Yang saya khawatirkan, ada persilangan antara orang menyeberang, yang masuk gang, dan angkot. Itu yang masalah," kata Iwan, di Masjid Jami Al Karimah, Desa Cijujung, Sukaraja, Kabupaten Bogor, Jumat (25/10/2019).
Iwan mengatakan, sistem 2-1 seperti penerapan contraflow di jalan tol. Pemberlakuan contraflow di jalan tol, kata Iwan, tidak masalah. Hal ini dikarenakan tidak ada angkot yang berhenti, orang menyeberang, dan kendaraan yang berbelok masuk ke dalam gang.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara uji coba sistem 2-1 yang disebut Iwan seperti pemberlakuan contraflow di jalan tol, harus dipersiapkan secara matang. Hal ini dikarenakan ada masalah di persimpangan.
"Contraflow itu dalam posisi mobil tidak ada hambatan. Sistem 2-1 ini pasti ada hambatan," ungkap dia.
Iwan mengatakan, tempat penyeberangan untuk masyarakat dan lokasi pemberhentian angkot juga harus disiapkan. Selain itu, tempat kendaraan untuk memutar balik dan juga persimpangan, harus disiapkan dan diatur petugas.
Bila tidak, kata Iwan, akan terjadi kemacetan yang lebih panjang daripada sistem one way.
"Titik kemacetan itu di Gadog, Pasir Muncang. Lalu di Simpang Megamendung, Hankam, Pasar Cisarua, dan Taman Safari Indonesia. Angkot tidak boleh berhenti sembarangan. Kalau ada yang berhenti, berhenti semuanya. Persiapan 2-1 harus maksimal," pungkas Iwan.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini