"Serangan fajar itu bisa terjadi sebelum pilkades dilaksanakan, sudah ada kerawanan. Kami sudah minta polisi dan TNI, juga bekerja sama dengan Satpol PP dan Linmas, untuk patroli. Ini bukan isu yang kosong (politik uang)," kata Wakil Bupati Bogor Iwan Setiawan dalam acara Dialog Terbuka Pilkades Serentak 2019 'Menangkal Politik Uang Pilkades' di gedung Sekretariat Daerah, kompleks Tegar Beriman, Cibinong, Kabupaten Bogor, Kamis (24/10/2019).
Iwan menjelaskan masa kampanye pilkades ini adalah 28-30 Oktober 2019. Pungutan suara dilakukan pada 3 November 2019.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Masa tenang (31 Oktober hingga 2 November 2019), kata Iwan, adalah waktu yang rawan. Sebab, pada waktu tersebut, politik uang akan terjadi.
"H-1 sampai H-3 itu waktu tenang, adalah waktu rawan. Makanya kami berharap semua jajaran stakeholder dan pilkades menjaga keamanan. Kami juga meminta polisi untuk patroli malam-malam, juga harus hadir di H-1 sampai H-3, harus intensif untuk mengamankan," lanjutnya.
Dia mengatakan masyarakat juga harus ikut berpartisipasi agar politik uang tidak terjadi. Bila menemukan ada orang yang diindikasikan memberikan uang agar memilih salah satu calon kades, kata Iwan, masyarakat harus melapor kepada aparat berwajib.
"Caranya menangkal dengan membuat tim pemantau dan meminta masyarakat untuk berkoordinasi para aparat keamanan yang ada di wilayah," ungkapnya.
Iwan berharap politik uang bisa hilang. Dia mengaku ingin menjaga kualitas pilkades ini.
"Kami ingin menjaga kualitas pilkades, tanpa money politics, minimal mengurangi ketergantungan money politics dalam pilkades," ucap dia.
Halaman 2 dari 2











































