PBNU Ungkap Kiai Protes Menag Pilihan Jokowi

Round-Up

PBNU Ungkap Kiai Protes Menag Pilihan Jokowi

Tim detikcom - detikNews
Kamis, 24 Okt 2019 09:21 WIB
Foto: Menteri Agama Fachrul Razi. (Antara Foto)
Jakarta - Penunjukan Jenderal (Purn) Fachrul Razi jadi menteri agama (menag) di Kabinet Indonesia Maju menuai kritik. PBNU menyebut para kiai memprotes pilihan Presiden Jokowi tersebut.

Jokowi resmi mengenalkan dan melantik Fachrul Razi sebagai menag kemarin. Jokowi meminta Fachrul berfokus mengurusi radikalisme di Indonesia.

"Ke-9 Bapak Jenderal Fachrul Razi sebagai menteri agama. Ini urusan (Menag) berkaitan dengan radikalisme, ekonomi umat, industri halal saya kira, dan terutama haji berada di bawah beliau," ujar Jokowi saat mengenalkan Menteri Indonesia Maju di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (23/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

PBNU mengatakan penunjukan Fachrul Razi ini menuai kekecewaan dari kiai-kiai. Ketua Pengurus Harian Tanfidziyah PBNU KH Robikin Emhas mengaku mendapat banyak pertanyaan dari kiai.

"Saya dan pengurus lainnya banyak mendapat pertanyaan terkait menteri agama. Selain pertanyaan, banyak kiai dari berbagai daerah yang menyatakan kekecewaannya dengan nada protes," kata Robikin dalam keterangan tertulis, Rabu (23/10).


Robikin menuturkan para kiai paham kemenag harus berada di garda depan dalam mengatasi radikalisme berbasis agama. Tapi, keputusan Jokowi memilih Fachrul Razi dipertanyakan kiai.

"Namun para kiai tak habis mengerti terhadap pilihan yang ada," ujarnya.

Dia melanjutkan, para kiai sudah lama merisaukan fenomena pendangkalan pemahaman agama yang ditandai merebaknya sikap intoleran. Lebih tragis lagi, bahkan sikap ekstrem dengan mengatasnamakan agama.

"Semua di luar kelompoknya kafir dan halal darahnya. Teror adalah di antara ujung pemahaman keagamaan yang keliru seperti ini," ucapnya.

NU sudah lama mengingatkan bahaya radikalisme. Bahkan, NU sudah menyebut Indonesia darurat radikalisme.

"Karena kondisi dan daya destruksi yang diakibatkan, secara kelembagaan jauh waktu NU tegas mengingatkan bahaya radikalisme itu. Bahkan NU menyatakan Indonesia sudah kategori darurat radikalisme, di samping darurat narkoba dan LGBT," ujarnya.

Sementara itu, Fachrul Razi bicara masa remajanya yang dibesarkan di wilayah yang ajaran Islam-nya ketat. Namun, dia menegaskan, jabatan menteri agama yang diembannya saat ini tidak hanya untuk agama tertentu.

"Kita harus sepakat bahwa teman-teman, Pak Fachrul menteri agama ya, iya tapi saya bukan Menteri Agama Islam, saya Menteri Agama Republik Indonesia. Di dalamnya ada agama-agama lain. Tapi kalau di dalamnya saya gunakan pendekatan Islam wajar-wajar saja karena memang Islam adalah agama yang dipeluk oleh mayoritas," ujar Fachrul Razi di Kantor Kemenag, Jalan Lapangan Banteng Barat, Jakarta Pusat, Rabu (23/10).

Dia lalu menjelaskan dirinya bukan lulusan pondok pesantren maupun sekolah agama. Namun, wilayahnya yang ketat dengan agama Islam, membentuk pribadinya sebagai sosok yang disiplin. Apalagi setelah masuk akademi militer, Fachrul tergabung dalam kelompok yang membina taruna Islam.

"Saya dibesarkan dalam sebuah wilayah yang memang Islamnya sangat ketat sehingga dididik orang tua dengan cara yang sangat ketat juga. Dan kemudian setelah masuk ke Akademi Militer saya tergabung dalam istilahnya itu adalah kelompok taruna yang tugas membina taruna-taruna Islam lainnya agar menjadi lebih baik," ujarnya.


Fachrul juga bertanya-tanya ketika ia dipanggil Jokowi ke Istana. Sebab, dia mendengar kabar kalau dirinya ditunjuk sebagai Menko Polhukam.

"Mungkin kalau saya mencoba menggali apa yang ada di pikiran Pak Jokowi, walaupun saya bertanya-tanya, meskipun tadinya isu yang saya dengar pak Fachrul akan diangkat menjadi Menko Polhukam, pengganti Pak Wiranto. Itu isu yang saya dengar. Tiba-tiba jadi Menteri Agama. Saya coba pikir-pikir, kenapa ya? Apa ya yang ada di pikiran Pak Jokowi. Ya itu, pak Fachrul ini orang yang suka ceramah, suka khotbah, suka pidato, dan di mana mana bicara tentang menangkal radikalisme. Bicara mengajak Islam yang damai. Cocok lah ini," ujarnya.
Halaman 2 dari 2
(idh/idh)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads