Berpisah dengan Jajaran Kemhan, Ryamizard: Jangan Khianati Negara

ADVERTISEMENT

Berpisah dengan Jajaran Kemhan, Ryamizard: Jangan Khianati Negara

Lisye Sri Rahayu - detikNews
Rabu, 23 Okt 2019 10:59 WIB
Foto: Menhan Ryamizard memberi sambutan (Lisye/detikcom)
Jakarta - Ryamizard Ryacudu pagi ini menggelar apel perpisahan dengan seluruh jajarannya di Kementerian Pertahanan (Kemhan). Dia berpesan kepada semua agar terus bekerja dengan sebaik-baiknya, jangan sampai menghianati kepercayaan negara.

Ryamizard mengatakan, pengabdiannya sebagai Menteri Pertahanan sudah selesai. Dia tidak masalah jika tidak lagi menjabat menteri di Kabinet Indonesia Maju Presiden Joko Widodo (Jokowi).

"Hari ini saya tidak tahu, kemarin tadi malam, nggak tahu pagi ini selesai, tidak ada masalah bagi saya karena ini amanah. Saya menyerahkan amanah dengan sebaik-baiknya. Saya rasa saya sudah menjalankan amanah ini dengan sebaiknya. Cepat atau lambat kita akan serah terima. Mati juga begitu, cepat atau lambat kita akan mati," kata Ryamizard di kantor Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Rabu (23/10/2019).


"Pesan saya kepada kalian semua, satu laksankan tugas dengan sebaik-baiknya. Karena kita digaji sama negara, dipercaya negara jangan sampai kepercayaan negara itu kita sia-siakan, kita menghianati kepercayaan negara," sambungnya.

Kedua, lanjut Ryamizard, dirinya meminta agar jajarannya loyal kepada pemimpin baru. Seperti diketahui Presiden Jokowi menunjuk Prabowo Subianto menjadi Menhan menggantikan Ryamizard.

"Siapapun pemimpin kalau tidak menunjukan kejujuran, kebenaran kita loyal ya loyal saja, tidak sampai mati. Kalau kita mati-matian kita berdosa sama Tuhan, orang nggak amanah sampai mati, nggak. Tapi tetap loyal. Paham itu ya. Itu prinsip saya," ucapnya.

Ryamizard melanjutkan, dia menyebut Pancasila adalah alat pemersatu bangsa. Jika Pancasila hilang, negara pun menurutnya akan hilang. Dia meminta agar semua mempertahankan Pancasila sampai mati.


"Itu saya bilang tadi, pertahankan sampai mati, mati benar," ucapnya.

"Tidak ada itu dalam agama Islam, tidak ada khilafah dalam agama kita. Yang ada lakum dinikum waliyadin. Agamamu agamamu, agamaku agamaku. Tuhan dalam ayat lakum dinukum waliadin ada kebersaaman itu, kenapa harus sama. Masalah masuk surga dan negara itu urusan Tuhan bukan urusan kita, jangan gampang, kafir masuk neraka," sambungnya.




Wejangan Jokowi untuk Menteri Kabinet Indonesia Maju:

[Gambas:Video 20detik]


(hri/fjp)


ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT