"Kita harus melihat niat baik Presiden dan niat baik Pak Prabowo untuk bersama-sama, dan bekerja sama membangun Indonesia," kata Irma kepada wartawan, Rabu (23/10/2019).
Irma menekankan, hal yang perlu dijaga oleh Jokowi dan Prabowo adalah keharmonisan dan sikap saling mendukung setelah Gerindra mendekat ke pemerintah. Namun Irma juga tak membatasi jika koalisi hendak melakukan checks and balances terhadap kebijakan pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Irma mengajak masyarakat berpikir positif. Dia juga berharap pemerintah dapat membuktikan janji serta komitmen untuk membangun bangsa.
"Tentu kita harus berpikir positif. Namun, untuk bisa menjadi positif, maka harus dibuktikan dengan tindakan dan komitmen yang jelas, karena tidak cukup hanya dengan niat baik saja," sambung Irma.
Pengamat politik dari Universitas Diponegoro Semarang, Teguh Yuwono, sebelumnya menyatakan kekhawatiran tentang tidak adanya kelompok penyeimbang jika oposisi bergabung dengan pemerintah. Dia khawatir akankah pemerintahan tetap berjalan dengan pengawasan atau menjadi pemerintahan dengan kekuatan tunggal.
"Positifnya kalau gabung, ketegangan politik turun, program pemerintah cepat jalan tanpa direcoki dengan yang belum menerima kekalahan. Ya negatifnya tidak ada lagi kekuatan penyeimbang pemerintah. Seperti kekuatan tunggal," kata Teguh pada detikcom, Selasa (22/10).
Sisi buruk lainnya, lanjut Teguh, jika ada oknum jahat akan melancarkan korupsi, maka makin mudah. Maka harus diperkuat langkah-langkah antisipasi korupsi di pemerintahan. "Ini skenario yang kita lihat saja, hasilnya minimal bisa kita lihat 6 bulan pertama di kabinet 'gemuk' ini," katanya.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini