"Ada pihak-pihak yang mencoba memprovokasi itu. Sampai naik ke panggung," kata panitia tersebut saat dimintai konfirmasi, Rabu (23/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Akhirnya sudah crowded gitu diputuskan Gus Miftah tidak naik panggung. Untuk menghindari hal-hal yang tidak diinginkan. Akhirnya Gus Miftah dievakuasi ke polres. Dan itu cuma kayak preman disandangi santri, yang marah itu. Tampilannya aja. Padahal full tadi sealun-alun itu. Puluhan ribu. Tapi karena ada kelompok-kelompok itu sampai masuk ke panggung, jadi kesepakatan daripada terjadi yang tidak diinginkan Gus Miftah dievakuasi ke polres, tidak jadi ke lapangan," tutur panitia.
Panitia pun meyakini massa yang menggeruduk tersebut bukanlah santri. Dia juga mengaku tidak mengetahui dengan jelas tuntutan massa.
"Katanya sih tersinggung dengan kalimat tauhid. Saya sendiri nggak tahu," kata panitia tersebut.
Dikonfirmasi terpisah, Gus Miftah membenarkan terjadi penggerukan di pengajiannya. Saat ini dia mengaku sudah ada di Polres Cianjur.
"Ya, benar (ada penggerudukan). Saya di Polres Cianjur," ucap Gus Miftah.
Kapolres Cianjur AKBP Juang Andi mengatakan pihaknya sudah berusaha mendamaikan. Juang mengatakan Polres Cianjur menjadi mediator dengan menampung tuntutan dari pihak yang mendatangi tablig akbar dan pihak panitia.
Juang mengatakan sejumlah massa yang datang ini awalnya mengaku dari Front Pembela Islam (FPI). Namun ketika dalam proses mediasi, massa yang menggeruduk pengajian Gus Miftah tersebut tak mau disebut berasal dari FPI.
"Ngakunya dia pakai FPI. Tapi dia nggak mau ngomong dari FPI, bilangnya 'bukan, Pak. Itu pribadi, Pak'," ujar dia.
Tablig akbar ini digelar di alun-alun Cianjur pada Selasa (22/10) malam. Tablig akbar digelar untuk memperingati Hari Santri Nasional.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini