Rencanakan Gagalkan Pelantikan Presiden di Grup WA, 6 Orang Ditangkap Polisi

Rencanakan Gagalkan Pelantikan Presiden di Grup WA, 6 Orang Ditangkap Polisi

Samsudhuha Wildansyah - detikNews
Senin, 21 Okt 2019 16:59 WIB
Polisi merilis para tersangka perencana penggagalan pelantikan presiden. (Samsuduha Wildansyah/detikcom)
Jakarta - Polda Metro Jaya menangkap 6 orang terkait upaya menggagalkan pelantikan Presiden Joko Widodo dan Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Upaya menggagalkan pelantikan presiden ini dibahas secara khusus oleh para tersangka dalam sebuah grup WhatsApp.

Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono menjelaskan grup tersebut diinisiasi oleh tersangka Samsul Huda alias SH. Samsul Huda diketahui sempat berkomunikasi dengan eks dosen Institut Pertanian Bogor (IPB) Abdul Basith.

"Ada beberapa komunikasi antara tersangka AB dan tersangka SH. Tersangka SH ini kaitannya adalah sama, untuk upaya menggagalkan pelantikan presiden," jelas Kombes Argo di Polda Metro Jaya, Jakarta, Senin (21/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Grup WA bernama 'Fisabilillah' ini beranggotakan 123 orang dengan 5 orang admin di dalamnya. Di dalam grup ini, para tersangka membahas perencanaan penggagalan pelantikan presiden.

"Di grup itu membahas berkaitan dengan adanya kegiatan yang akan dilakukan upaya untuk menggagalkan pelantikan presiden dan wakil presiden. Dari keterangan WA grup ini berkembang untuk perencanaan, kita sudah melakukan penangkapan terhadap 6 orang yang kita amankan dan kita lakukan periksa," jelas Argo.

"Yang punya ide, yang punya grup WA ini adalah tersangka SH," kata Argo.





Sebagai administrator, Samsul Huda memasukkan sejumlah tersangka, termasuk Eggi Sudjana, di grup WA itu.

"Dia membuat grup WA dan memasukkan beberapa member yang tujuannya untuk gagalkan itu (pelantikan presiden dan wakil presiden)," lanjutnya.

Samsul Huda ditangkap di rumahnya di kawasan Jatinegara, Jakarta Timur. Selain Samsul, polisi menangkap 5 tersangka lainnya, yakni Edawati, Firdaus Ahmad Bawazier, Riski Hardiansyah, Hilda Rachman Salamah, dan Pepep Suswan Mulyana.

Eggi sendiri sempat di-chat oleh salah seorang yang masuk grup tersebut. Eggi ditawari menyumbang dana dalam membuat bom.

"Beliau (Eggi, red) ditawari, di japri-nya 'mau buat bom nitrogen, mau nyumbang tidak'. Tetapi beliau nggak merespons," ungkap Argo.

Halaman 2 dari 2
(sam/mea)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads