Kasat Reskrim Polres Kupang Kota Iptu Bobby Mooynafi mengatakan polisi memastikan hal tersebut ke teman sekolah YS. Namun diduga YS mengalami perundungan (bully) karena bapaknya dipenjara.
"Untuk memastikan itu memang harus ditelusuri dulu di rekan-rekan sekolahnya, namun kalau ikut catatan dalam surat itu, sepertinya almarhum nyatakan bahwa terkadang dia diolok tentang keturunannya (mungkin karena ayahnya yang adalah napi) di lingkungan keluarga tempat dia (almarhum) tinggal," kata Bobby, Minggu (20/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Terkait kasus ini, Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) menyatakan dukacita yang mendalam. Komisioner KPAI Retno Listyarti mengatakan diduga YS mendapatkan tekanan psikologis hingga akhirnya bunuh diri.
"Pertama, KPAI menyampaikan duka yang mendalam atas meninggalnya ananda YSS yang bunuh diri karena masalah psikologis dan diduga juga mengalami bullying berupa diolok-olok (bullying) sebagai anak pembunuh dari teman-temannya. Mengingat masa lalu ananda sangat tragis karena memendam dendam kepada sang ayah yang sedang menjalani hukuman karena membunuh sang ibu," kata Retno saat dimintai konfirmasi terpisah.
Dia menyayangkan bullying terhadap YS tak ditangani hingga membuatnya depresi. Hal ini jadi ironis karena YS dikenal pintar dan berprestasi.
Retno mengatakan bullying merupakan intimidasi atau penindasan yang tidak boleh dipandang remeh. Sebab gangguan kesehatan mental yang tak tertangani dengan baik bisa berdampak buruk.
"Pasalnya, remaja sering kali tak terbuka soal masalah-masalah yang dialaminya. Begitu pula dengan orang tua dan guru yang abai pada kondisi remaja. Pengabaian ini mengakibatkan anak korban merasa tidak ada solusi dari permasalahannya sehingga akhirnya memutuskan bunuh diri," ujar dia.
KPAI ingin saudara kandung YS mendapatkan pendampingan dan rehabilitasi psikologis. Dia berharap pihak sekolah melindungi saudara kandung YS dari bullying.
"Para guru dimana kedua saudara YSS bersekolah harus dapat melindungi keduanya dari potensi bully dari lingkungan sekolahnya. Orang tua pengganti yang mengasuh saat ini juga didorong memiliki kepekaan untuk melindungi kedua anak tersebut dari bully di lingkungan rumahnya," ungkapnya.
Sebelumnya diberitakan, YS bunuh diri pada Senin (14/10) di rumahnya sekitar pukul 08.30 Wita. Sebelum gantung diri, YS menuliskan surat berisi curahan hati mengenai ayahnya.
"Isi surat intinya terima kasih kepada kakak dari ibu kandungnya yang mengurus dirinya. Dia (YS) meminta maaf karena sering membuat budenya marah. Dan dia (menyampaikan) menyesal belum sempat niatnya kesampaian balas dendam ke ayahnya atas meninggal ibunya," ujar Kasat Reskrim Polres Kupang Kota, Iptu Bobby Jacob Mooynafi, Kamis (17/10).
Curahan hati siswa SMP YS ini ditulis dalam buku yang ditemukan di dekat jasad korban. YS juga menandatangani pesan yang ditulis pada buku yang ditindih dengan batu kecil warna putih tersebut. (jbr/abw)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini