"Saya kira yang disampaikan Pak Erick bagian dari concern seluruh partai dan relawan pendukung. Karena itu juga untuk menumbuhkan kultur demokrasi yang baik. Jangan kemudian yang tadinya berkontestasi beramai-ramai masuk (gabung koalisi Jokowi-Ma'ruf)" ujar Sekjen PPP Arsul Sani di kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Sabtu (19/10/2019).
"Pergeseran posisi itu boleh saja, tetapi jangan beramai-ramai juga," imbuhnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meski begitu, Arsul mengaku PPP menyerahkan semuanya kepada Presiden Jokowi. Namun, dia menilai perlu ada oposisi sebagai check and balance pemerintah.
"Bukan soal boleh nggak boleh, tapi harus diakui ada kebutuhannya. Karena itu, saya kira boleh dibilang kita semua sepakat bahwa kekuatan check and balances di parlemen juga diperlukan, ya kalaupun di luar pemerintah sedikit, tapi jangan terlalu sedikit gitu loh," ucapnya.
Erick sebelumnya mengungkapkan harapannya agar Jokowi memilih orang-orang yang berjuang memenangkannya masuk ke dalam kabinet. Ia juga berharap siapapun yang dipilih Jokowi menjadi menteri adalah orang-orang dengan rekam jejak baik.
"Saya selalu bilang, siapa pun yang terpilih saya berharap orang-orang yang berkeringat kemarin dan yang penting punya track record yang baik," kata Erick seusai bertemu Seskab Pramono Anung di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Kamis (17/10).
Bagaimana Kinerja Penegakan Hukum di Periode Kedua Jokowi?:
(zap/idh)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini