Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Nurdin Abdullah menyebut daerahnya sangat terdampak perubahan iklim yang ekstrem. Karena itu, diperlukan penerapan sistem irigasi pertanian yang modern.
"Sulawesi Selatan yang merupakan daerah agraris akan sangat terdampak oleh iklim yang ekstrem, petani kita menghadapi kesulitan panen karena sawahnya kekeringan," kata Nurdin dalam sambutannya di Sidang Paripurna Istimewa DPRD Sulsel dalam rangka peringatan hari jadi Sulsel ke-350, di gedung DPRD Sulsel, Makassar, Sabtu (19/10/2019).
"Oleh karena itu sekali lagi kita perlu bantuan teknologi sehingga pembenahan air untuk pertanian bisa dilaksanakan secara efisien. Tahun depan kita mulai pelaksanaan teknologi irigasi tetes untuk komoditas jagung dan kita harap bisa kita replikasi untuk berbagai komoditas lainnya," lanjutnya.
Sulsel menurut Nurdin harus mengantisipasi perubahan iklim global. Sulsel disebut sangat terdampak dari perubahan iklim.
"Kita sudah menyaksikan besarnya dampak perubahan iklim di tahun ini. Di awal tahun kita terkena banjir di 11 kabupaten/kota, dan pada hari ini kita sedang di musim kemarau yang amat panjang," tuturnya.
Selain itu, masyarakat diminta ikut mempersiapkan diri untuk mengantisipasi kemungkinan bencana yang akan terjadi.
"Ancaman banjir, longsor, dan gempa bumi harus kita perhitungkan dengan baik termasuk dalam berbagai pembangunan, sehingga tahan terhadap bencana-bencana tersebut. Tidak ada salahnya jika kita mencontoh sebuah negara di Jepang sebagai negara yang lebih sering lagi menghadapi bencana yang serupa tetapi karena kesiapan negaranya yang baik, bencana tersebut dapat diminimalisir kerugiannya," tuturnya.
Terkait irigasi dengan teknologi modern tersebut, pada Selasa (8/10) Nurdin sudah berkunjung ke Australia untuk meninjau dan mempelajari manajemen air pertanian di perusahaan teknologi irigasi Netafim.
Nurdin melihat langsung manajemen pengairan pertanian dari kolam khusus yang berteknologi GPS dan dapat dikontrol lewat aplikasi ponsel, mengairi lahan-lahan pertanian yang dikembangkan perusahaan Netafim.
Nurdin mengatakan manajemen pengelolaan air dengan sistem pipanisasi seperti di Australia akan diterapkan tahun ini dalam program pengembangan tanaman jagung di lahan seluas 200 hektar di Kabupaten Takalar.
"Kita di Sulsel dan Indonesia pada umumnya kelebihan sumber daya air, tapi belum di-manage dengan baik," ujar Nurdin saat itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Simak video Kemarau Berlanjut, Hujan Diprediksi Baru Turun Bulan Depan: