"Ya karena memang saya kira kalau menurut ini kan, pertama, begitu banyak selama 2 tahun-3 tahun terakhir ini isu-isu hukum dan penegakan kan diangkat di media, karena itu kemudian menimbulkan persepsi, persepsi dibentuk dari pemberitaan. Terlepas pemberitaannya akurat atau tidak akurat, kan kayak gitu," ujar Arsul di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (19/10/2019).
Arsul menilai penurunan itu biasa terjadi. Ia juga meminta pejabat baru yang ditunjuk Presiden Jokowi di periode kedua bisa meningkatkan kepuasan masyarakat, terutama di bidang penegakan hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Karena itu, Arsul berharap pejabat yang akan mengemban tugas di periode kedua diharapkan bisa bekerja sama dengan media. Hal itu menurutnya bisa mengubah persepsi masyarakat.
"Kita berharap makanya siapa pun yang jadi anggota kabinet, komunikasi dengan medianya bagus gitu loh. Kan media ini kan juga PR (public relation) gratis bagi pemerintah. Tapi kalau katakanlah yang jadi pejabat setiap ditanya kabur mulu, itu kan yang ada di persepsi di luar pemerintahan," katanya.
Survei tingkat kepuasan masyarakat itu dilakukan oleh survei Litbang Kompas. Survei dilakukan melalui wawancara tatap muka pada 19 September-4 Oktober 2019. Sebanyak 1.200 responden dipilih secara acak bertahap. Tingkat kepercayaan survei 95 persen dengan margin of error sebesar 2,83 persen.
Survei juga mengukur tingkat kepuasan responden terhadap kinerja pemerintah di bidang-bidang tertentu. Berikut ini hasilnya di survei Oktober 2019:
Bidang Politik dan Keamanan: 64,3%
Bidang Hukum: 49,1%
Bidang Ekonomi: 49,8%
Bidang Sosial: 59,4%
Tonton video Bagaimana Kinerja Penegakan Hukum di Periode Kedua Jokowi?:
(zap/fdu)