"MPR tidak menggunakan atau mengundang kekuatan-kekuatan gaib untuk turut serta mengamankan acara pelantikan tersebut," ujar Arsul saat dihubungi, Jumat (18/10/2019) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang jelas MPR selaku lembaga negara yang menyelenggarakan pelantikan Presiden dan Wakil Presiden terpilih mempercayakan pengamanan acara pelantikan tersebut kepada Polri dan TNI," kata Arsul.
Wakil Ketua MPR ini mengatakan, kalaupun ada masyarakat yang ingin berdoa, dia menyarankan agar meminta kepada tuhan. Baik berdoa kepada Allah ataupun kepada Tuhan YME sesuai degan agama dan kepercayaan masing-masing.
"Terkait dengan hal-hal diluar ikhtiar manusia, MPR meminta masyarakat memanjatkan doa kepada Allah SWT atau Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama masing-masing," lanjuntya.
Arsul pun meminta kepada masyarakat agar tidak berlebihan dalam menyikapi video ritual yang dilakukan oleh Ki Sabdo itu. Dia menegaskan bahwa ritual itu bukanlah inisiatif MPR.
"Terkait ada warga yang melakukan ritual seperti yang diviralkan, maka MPR meminta agar tidak usah diramaikan dan disikapi berlebihan. Karena secara kelembagaan itu bukan inisiatif dari MPR," imbuhnya.
Diketahui, beredar video di media sosial yang menunjukkan Ki Sabdo yang mengaku tengah ritual untuk mengamankan pelantikan Presiden Jokowi yang akan digelar pada 20 Oktober mendatang. Dalam video itu, tampak Ki Sabdo tengah melakukan ritual di Gedung Nusantara V, Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.
Saat ditanya oleh si perekam video, Ki Sabdo mengaku tengah melakukan 'geladi bersih' untuk pengamanan pelantikan Jokowi.
"Apa yang saya lihat memang harus ada pengawalan secara spiritual. Ini yang saya taruh di sini ini komplit sudah. Mulai Nyai Roro Kidul, Nyi Blorong, jin kayangan dan yang lain-lain. Jadi mantap sudah. Pak Jokowi pasti dilantik, nggak ada halangan. Nanti yang menghalangi ya itu urusannya Ratu Selatan, urusan saya, saya yang beresin," ujar Ki Sabdo dalam video tersebut.
Halaman 2 dari 2