Deng Ical menemui Nurdin pagi tadi di Rumah Jabatan (Rujab) Gubernur Sulsel, Jalan Jenderal Sudirman, Makassar, Jumat (18/10/2019). Dalam pertemuan, Deng Ical menyampaikan visi-misinya terkait program berbasis manusia.
"Dan beliau sangat setuju. Beliau bilang memang begitu, perkotaan harus begitu. Perkotaan tidak bisa mengejar pertumbuhan saja kalau mau orang bahagia. Karena kita itu (Kota Makassar) secara kultural itu adalah kota global, kota pelayanan dari dulu. Dari dulu Makassar itu pelayanan," kata Deng Ical kepada detikcom, Jumat (18/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Deng Ical menyebut ada 3 pesan yang disampaikan Nurdin kepadanya untuk membangun Makassar.
"Dia bilang 3 tugasmu, tinggal kamu bikin pedestrian yang bagus, yang orang jalan dan produktif, nah itu kan bisa mengurai kemacetan, orang tidak bawa mi lagi mobilnya," ujar Deng Ical.
Selain membuat pedestrian agar masyarakat meninggalkan kendaraan pribadi, Nurdin juga meminta Deng Ical untuk membuat kantong parkir. Hal ini agar pejalan kaki memarkirkan mobilnya di kantong parkir kemudian berjalan kaki di pedestrian.
"Dia (masyarakat) datang pagi dia parkir, pulang kantor baru dia ambil. Kalau dia keluar kantor siang hari itu dia tinggal jalan kaki saja di pedestrian yang bagus," tuturnya.
Nurdin juga meminta Deng Ical untuk membangun ruang terbuka hijau. Deng Ical pun sempat mengungkapkan rencana programnya membangun lahan tidur di Makassar menjadi ruang terbuka hijau.
"Saya juga sempat ngobrol itu soal itu lahan tidur, lahan yang lama tidak dipakai sama orang, saya juga meminta kepada kementerian (yang lahannya tak terpakai di Makassar) supaya ada perlakuan khusus untuk tanah di perkotaan yang 2 hingga 3 tahun belum terpakai, atau jarang terpakai diberikan ke pemerintah daerah untuk membuat ruang terbuka hijau untuk kebun kota," paparnya.
Dikatakan Deng Ical, apa yang disarankan Nurdin kepadanya sesuai dengan konsep pembangunan Sombere'na Makassar yang menjadi visi-misinya untuk maju ke Pilwalkot.
"Konsep pembangunan Sombere'na Makassar itu memang berbasis manusianya. Jadi yang kita treatment itu manusianya, jadi menggugah kesadaran masyarakat untuk mengambil peran, karena asumsi pembangunan kita itu tidak ada manusia dan isinya itu yang tidak punya peranan. Yang tidak punya kontribusi, pasti ada dan itu yang menjadi tugas kita untuk mereka partisipatif," jelasnya. (fdn/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini