Politikus kelahiran 28 Juni 1969 itu pada 2018 mundur dari Gerindra karena mendampingi Ketum Prabowo Subianto pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden 2019. Kala itu partai koalisi pendukung meminta Sandi mundur dari Gerindra. Sebab, Prabowo dan Sandiaga sama-sama dari Partai Gerindra. Duet Prabowo-Sandiaga diusung oleh Partai Gerindra, PKS, PAN, dan Partai Demokrat.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sepuluh bulan menjadi Wakil Gubernur Jakarta, Sandiaga Uno mundur dan maju Pilpres 2019. Tak hanya mundur dari Wagub DKI, putra bungsu Mien Uno ini juga mundur dari Gerindra. Kini, setelah kalah pada Pilpres 2019 dari pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, Sandiaga kembali ke Partai Gerindra.
Syahdan. Sebelum menjadi seorang politikus, Sandiaga adalah pengusaha yang sukses. Namanya sempat masuk dalam 40 orang terkaya di Indonesia. Dia menamatkan studi di Wichita State University pada 1990 dan George Washington University pada 1992. Sempat menjadi korban PHK akibat krisis moneter 1998, Sandi kemudian mendirikan sebuah perusahaan konsultan keuangan dengan karyawan tiga orang.
Sandiaga Uno dan bisnisnya kemudian berkembang dan merambah sektor pertambangan dan telekomunikasi. Dari tiga orang, kini karyawan bapak dua putri dan satu putra itu sudah 30 ribuan orang. Namanya pun masuk dalam daftar pengusaha papan atas Indonesia.
Harta kekayaan Sandi pada 2018 mencapai USD 200 juta atau Rp 2,88 triliun (kurs 1 USD = Rp 14.000). Dia berada di urutan ke-85 daftar orang terkaya di Indonesia. Jumlah harta kekayaan dan urutan orang terkaya Sandi menurun dari tahun tahun sebelumnya. Namun dia tetaplah dicatat sebagai salah satu pengusaha papan atas Indonesia.
Sandiaga Uno pada 2015 memutuskan terjun ke politik dengan bergabung ke Partai Gerindra pimpinan Prabowo Subianto. Kepada detikcom ketika itu, Sandi mengaku diminta langsung oleh Prabowo Subianto.
Memutuskan terjun ke politik, Sandi melepas 16 jabatan yang diembannya di bawah Grup Saratoga, termasuk PT Adaro Energy Tbk. Dia berfokus pada politik dan memutuskan maju ke Pilgub DKI pada 2016.
Saat pertama kali muncul di publik Jakarta, popularitas dan elektabilitas Sandiaga tak lebih dari 0,03 persen. Namun perlahan kemudian popularitas dan elektabilitasnya naik hingga menang Pilgub DKI dan berlanjut di Pilpres 2019.
Pada Pilpres 2019, pasangan Prabowo-Sandiaga Uno mendapatkan 45,5 persen suara, kalah dari duet Joko Widodo-Ma'ruf Amin dengan 55,5 persen suara. Meski kalah di Pilpres, nama Sandiaga santer digadang-gadang masuk dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf Amin. Namun Sandiaga Uno mengisyaratkan menolak tawaran itu.
(erd/lus)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini