Rontoknya Oposisi Jokowi

Rontoknya Oposisi Jokowi

Elvan Dany Sutrisno - detikNews
Rabu, 16 Okt 2019 07:10 WIB
Foto: Jokowi (Dok Biro Pers Setpres).
Jakarta - Jokowi dinilai mengonsolidasikan seluruh parpol jelang pelantikan presiden 20 Oktober. Kekuatan oposisi terbesar pun merapat ke Istana. Lalu apa jadinya Jokowi tanpa oposisi?

Direktur Eksekutif Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun memandang Jokowi telah berhasil mengonsolidasikan seluruh kekuatan parpol jelang pelantikan. Konsolidasi itu terbagi dalam dua formula, yakni power sharing di bidang legislatif dan power sharing di bidang eksekutif.

"Untuk power sharing di legislatif terlihat jelas, dengan semua fraksi alias parpol mendapat posisi prestisius di wakil ketua MPR," kata RIco kepada wartawan, Rabu (16/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Dari sisi eksekutif, terlihat Jokowi menjalin komunikasi dengan sejumlah tokoh yang berhadapan di Pilpres 2019. Seperti pertemuan Jokowi dengan Ketum PD SBY dan pertemuan terpisah dengan Ketum Gerindra Prabowo Subianto. Setelahnya, Prabowo pun menggelar pertemuan 'kulonuwun' dengan parpol koalisi Jokowi.

"Simbol utama oposisi seperti Prabowo terlihat jelas masuk dalam skema bagi kuasa eksekutif. Ini berarti simbol utama oposisi juga sudah rontok. Lima tahun ke depan secara konfigurasi elite sepertinya terlihat lancar untuk Jokowi," kata Rico menganalisis.



Posisi Gerindra saat ini sebenarnya sangat strategis. Gerindra dipandang akan menjadi titik rebut untuk membangun koalisi jelang 2024.

"Sementara ini akan terlihat 2 arus utama, arus PDIP-Gerindra vs NasDem," imbuhnya.



Pasca pelantikan presiden pun, menurut Rico, fragmen koalisi menuju persaingan 2024 akan mulai terbentuk. Bulan madu koalisi penuh Jokowi diprediksi hanya akan bertahan tiga tahun.

"Semua yang pro Jokowi ini akan berakhir 3 tahun jelang 2024. Karena saat itu semua partai akan memikirkan nasibnya di Pileg 2024. Sandiaga sudah kembali ke Gerindra, Cak Imin sudah jelas akan maju, Puan Maharani ke pilpres dari PDIP, NasDem bisa saja melanjutkan wacana mendukung Anies Baswedan," ujar Rico.

Dan karena Jokowi tak punya kontrol penuh ke parpol, bisa jadi setengah masa jabatan berikutnya adalah masa-masa berat untuk Jokowi. "Justru Jokowi akan kesepian di pertengahan masa jabatan keduanya," pungkas Rico.
Halaman 2 dari 2
(van/van)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads