Dianggap PKB Makmum Masbuk, Gerindra: Selama Ini Kita Sudah Bergabung

Dianggap PKB Makmum Masbuk, Gerindra: Selama Ini Kita Sudah Bergabung

Yulida Medistiara - detikNews
Selasa, 15 Okt 2019 19:01 WIB
Ahmad Muzani (Foto: Azizah/detikcom)
Jakarta - Waketum PKB Jazilul Fawaid menganalogikan Gerindra seperti 'makmum masbuk' yang datang terlambat soal jatah menteri. Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani mengatakan selama ini Gerindra sudah bergabung.

Ia mengatakan selama ini Gerindra mendukung program Jokowi yang dinilai baik. Sementara program yang dinilai tak bagus baru dikritik.

"Ya selama ini kita sudah bergabung. Apa kata Pak Jokowi yang baik kita gabung. Kalau kata Pak Jokowi yang menurut kita nggak bagus ya kita sampaikan Pak Jokowi bagusnya begono-begini," kata Muzani, di komplek DPR, Jakarta, Selasa (15/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Sementara itu, terkait dengan kursi menteri, ia menilai itu merupakan kewenangan Presiden Joko Widodo. Ia menyebut Ketum Gerindra Prabowo Subianto meminta Jokowi tidak ragu-ragu mengambil keputusan, meski begitu Gerindra juga siap apabila menjadi oposisi.

"Semuanya hak prerogatif presiden untuk mengambil keputusan. Pak Prabowo mengatakan Pak Jokowi jangan ragu-ragu ambil keputusan. Apa yang bapak yakini baik ambil, apa yang bapak yakini baik kalau dirasa perlu kita di luar, kita akan di luar dengan siap," ujarnya.



Sebelumnya, Ketum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) mengibaratkan sinyal bergabungnya Gerindra ke koalisi pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) sebagai 'makmum masbuk' dalam salat. Waketum PKB Jazilul Fawaid menjelaskan maksud pernyataan Cak Imin.

"Istilah makmum masbuk itu jemaah yang datangnya belakangan. Kalau datang belakangan, ya mestinya masa duduknya di depan?" kata Jazilul di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/10).


"Kedua, kalau makmum masbuk itu mengulang sesuatu yang tidak dikerjakan oleh yang dia terlambat, diulang. Ditanya komitmennya dulu," imbuh dia.

Saat ditanya soal kaitannya dengan kursi menteri, Jazilul mengatakan mereka yang datang terlambat mesti dapat jatah belakangan. Dia pun yakin Jokowi bakal mempertimbangkan kerja keras partai-partai koalisi yang ikut dalam pemenangan Pilpres 2019.

"Kalau dianalogikan dengan makmum masbuk ya seperti itu. Yang datang belakangan ya dapat jatah belakangan," tuturnya.
Halaman 2 dari 2
(yld/rvk)



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads