"Saya menilai, tidak pantaslah, kurang etis sebuah tokoh bandit dalam film Joker dijadikan ikon tertib berlalu lintas dalam rencana Operasi Zebra akhir Oktober 2019 ini," kata pengamat publik Rawa El Amady kepada wartawan, Selasa (15/10/2019).
Menurut Rawa, untuk menarik simpati masyarakat agar tertib berlalu lintas, tidak mesti harus bikin kontroversi dengan menempatkan 'Joker' sebagai rujukan.
Rawa menyarankan Polresta Pekanbaru mengambil tokoh Indonesia yang memang layak dijadikan ikon dalam tertib berlalu lintas.
"Kita tidak hanya mengambil ketenaran orang, tapi kita kan bisa membuat tenar. Saya tegaskan tidak boleh Joker dijadikan ikon," kata Rawa.
Secara psikologis, kata Rawa, dengan penempatan poster Joker, akan timbul citra negatif di tengah masyarakat. Kesan yang timbul dengan ikon Joker ini, menurutnya, mengedepankan orang jahat ketimbang orang baik.
"Buat ide baru saja kenapa, kan masih banyak tokoh di Indonesia. Bisa saja kan ambil tokoh olahragawan, kan lebih elegan dari pada Joker yang pemeran bandit dan alami gangguan mental," kata Rawa.