"Istilah makmum masbuk itu jemaah yang datangnya belakangan. Kalau datang belakangan, ya mestinya masa duduknya di depan?" kata Jazilul di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (15/10/2019).
"Kedua, kalau makmum masbuk itu mengulang sesuatu yang tidak dikerjakan oleh yang dia terlambat, diulang. Ditanya komitmennya dulu," imbuh dia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ditanya soal kaitannya dengan kursi menteri, Jazilul mengatakan mereka yang datang terlambat mesti dapat jatah belakangan. Dia pun yakin Jokowi bakal mempertimbangkan kerja keras partai-partai koalisi yang ikut dalam pemenangan Pilpres 2019.
"Kalau dianalogikan dengan makmum masbuk ya seperti itu. Yang datang belakangan ya dapat jatah belakangan," tuturnya.
Kendati demikian, Jazilul tak mau mendahului keputusan Jokowi. Dia mengatakan susunan kabinet merupakan hak prerogatif presiden.
"Kalau urusan menteri itu prerogatif presiden. Mau pakai makmum masbuk, mau tidak, itu urusan presiden. Tapi bagi PKB tentu presiden mempertimbangkan mana yang datang di awal, mana yang datang belakangan," kata Jazilul.
Ketum Gerindra Prabowo Subianto bertemu dengan Ketum PKB Muhaimin Iskandar pada Senin (14/10) malam. Ketika ditanyakan apakah kursi PKB terancam jika Gerindra bergabung dengan koalisi pemerintah, Cak Imin membuat analogi dalam salat. Dia menyebut Gerindra sebagai 'makmum masbuk'. Makmum masbuk sendiri berarti makmum yang datang terlambat pada saat salat berjemaah sudah berjalan.
"Ya kan istilah salat itu, kalau salat, ada imam, ada makmum. Lah makmum yang datang di belakang kan namanya makmum masbuk, nah," kata Cak Imin.
Halaman 2 dari 2