Ditemui di kediamannya di kawasan Tangerang, Senin (14/10/2019) malam, Faisal Amir bercerita panjang lebar. Bekas jahitan di kepalanya masih tampak jelas.
"Kalau dari pemulihan, yang saya rasakan masih sedikit pusing," kata Faisal Amir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mahasiswa Universitas Al-Azhar itu masih merasakan sakit di bagian bahu karena ada tulang yang sempat patah. Dia mengaku tak tahu bagaimana bisa dirinya sampai luka-luka hingga dilarikan ke rumah sakit.
"Saya nggak ingat, kejadian itu nggak ingat. Saya dibilang jatuh saya terima, saya dibilang dipukuli saya terima," ucap Faisal.
Faisal mengaku tak mempersoalkan asumsi orang-orang tentang penyebab luka di kepalanya. Dia menganggap apa yang dialaminya adalah risiko.
"Kalau polisi yang mukul, saya terima. Tujuannya kan mengayomi, tugasnya kan mengawal demonstrasi. Kerusuhan kan sebelum magrib, ya terima aja. Sudah jadi risiko," ujarnya.
Dia hanya ingat kejadian saat kericuhan pecah di depan gedung DPR. Saat itu, dia sempat membantu evakuasi teman-temannya di depan gedung DPR.
"Ingatan saya, saya memulangkan teman-teman perempuan, saya jemput yang cowok, saya ke barisan depan, di situ sudah banyak korban, mimisan, kepala bocor, banyak yang pingsan," ungkap Faisal.
"Terakhir ingat saya di tengah terus saya majuin ke depan, abis itu lupa. Ya saya mau diapain ya terserah, saya terima risiko demo, saya menyuarakan aspirasi mahasiswa, aspirasi rakyat, ini sudah jadi risiko," imbuhnya.
Ketika dibesuk Anies Baswedan pada Senin (30/9), Faisal Amir menitipkan pesan 'pemerintah hati-hati'. Kini dia memberi penjelasan.
"Itu pesan saya murni jujur, saya sampaian hati-hati buat pemerintah. Karena kita sadar undang-undang, isi pasalnya ngawur, ya udah kayak gitulah," jelas Faisal.
"Buat pemerintah saya pikir, (harus) mencoba serius," imbuhnya.
Faisal juga berterima kasih kepada Anies dan tokoh lain yang sempat menjenguknya. Dia menyampaikan pesan serupa kepada anggota DPR agar mengutamakan kesejahteraan rakyat dalam undang-undang.
"Terima kasih sama Bambang Soesatyo, sama Anies Baswedan juga, alumni-alumni bekas DPR, lebih rasional lagi, bahwa substansinya untuk kesejahteraan rakyat," ujarnya.
Luka di kepala tak membuat Faisal Amir kapok turun ke jalan. Apa katanya?
Faisal Amir mengaku ingin menuntaskan perjuangannya. Dia tidak trauma.
"Nggak trauma. Saya mikir kalau mau meninggal ya ikhlas, kalau hidup ya ikhlas, kalau meninggal, syahid," tutur Faisal.
Dia juga mengutarakan keinginannya segera kembali ke kampus. Faisal akan terus berkonsultasi dengan dokter menyangkut kondisi fisiknya saat ini.
"Jujur saya maunya kuliah. Saya mau konsultasi sama dokter saya mau lanjut kuliah, karena belum tuntas perjuangan," ujarnya.
Halaman 2 dari 4
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini