"Saya dari dua tahun yang lalu 2017, sebelum cuti Pilkada minta di perbatasan Kota dan Kabupaten Bogor ada dam yang dipakai screen," kata Rahmat Effendi kepada wartawan di kantornya, Jalan Jalan Ahmad Yani, Bekasi Selatan, Kota Bekasi (14/10/2019).
"Jadi kalau dari sana masuk situ, ditampung naik ke atas. Jadi di atas dibikinkan dam, sampah naik ke sini diambil, begitu juga 'kan Cikeas," sambung pria yang akrab disapa Pepen ini.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tapi lagi-lagi proses-proses itu 'kan berkewenangan sama Cikeas, BBWSCC lah, Cikeas ini lah, padahal itu untuk...kalau sudah terjadi kemarin bahkan ada ular pitonnya segala, kan tetap aja Kota Bekasi," tuturnya.
Seperti diketahui, Bekasi 'kebanjiran' sampah beberapa pekan ini. Seperti sampah gelondongan bambu yang sempat menumpuk di Sungai Cikeas.
Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi menyebut sampah-sampah tersebut adalah kirim dari Bekasi pascahujan beberapa waktu lalu.
"(Kiriman) dari hulunya Bogor, Depok," ujar Kabid Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan Hidup Dinas Lingkungan Hidup Kota Bekasi, Masriwati, saat dikonfirmasi, Jumat (11/10/2019).
Sampah-sampah bambu itu menumpuk di satu titik. Karena bentuknya tak beraturan, sehingga terjadi penumpukan hingga seluas 120 meter.
"Namanya sampah bambu, ke sana-sini dia kan ngalir nggak lurus, belok ke sana, belok ke sini akhirnya nyangkut, membentuk pulau, saling mengikat," ujar Masriwati
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini