"Kami semua bersandar dulu, kalau jalan kami takut nabrak. Ini yang terparah dari tahun 2019," terang seorang sopir kapal barang (Serang), Rudi ditemui detikcom di dermaga Ampera, Senin (14/10/2019).
Foto: Raja Adil Siregar/detikcom |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita nggak bisa cepat. Sebarang sungai Musi aja kita nggak tahu, jadi bagaimana mau bersandar nanti. Berisikolah kalau mau tetap cari penumpang," tegas Rudi.
Rudi menyebut kabut asap sebelumnya hanya berlangsung hingga pukul 07.00 WIB. Namun kali ini kabut asap masih pekat hingga pukul 08.30 WIB.
Akibat kabut asap tersebut, omzet para serang di sungai Musi menurun drastis. Bahkan penurunan dapat mencapai 20-30 persen.
"Menurun drastis, kan biasanya pagi itu yang banyak penumpang. Tetapi kalau kabut asap begini, orang saja takut kan mau naik speed," katanya.
Rudi menuturkan ada beberapa serang yang nekat beraktivitas. Mereka mayoritas adalah pengangkut barang dan sembako dari daerah Seberang Ulu.
"Ini ada beberapa dari seberang sungai ini saja, kalau speed ke daerah dari tadi belum ada. Semua bersandar dan kami lihat memang ini yang terparah karena biasa jam segini sudah terang," tutupnya.
Halaman 2 dari 2












































Foto: Raja Adil Siregar/detikcom