Mobil Toyota Alphard warna putih bernomor polisi B 108 PSD membawa Ketua Umum Partai Gerindra ke kediaman Ketua Umum Partai NasDem itu. Prabowo sampai di lokasi, Jalan Permatan Berlian Blok R20, Permata Hijau, Grogol Utara, Jakarta Selatan, Minggu (13/10/2019) pukul 18.33 WIB.
Baca juga: Prabowo Temui Surya Paloh di Kediamannya |
Terlihat Prabowo ditemani Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo dan Sufmi Dasco Ahmad, serta Sekretaris Jenderal Ahmad Muzani. Pertemuan berlangsung tertutup. Selepas itu, mereka memberi keterangan kepada wartawan yang penasaran soal ada tidaknya pembahasan jatah kursi dalam kabinet Jokowi-Ma'ruf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat ini, Gerindra dirumorkan akan merapat ke koalisi Jokowi usai Prabowo kalah di Pilpres 2019. Prabowo sempat bertemu dengan Jokowi hingga Ketum PDIP Megawati Soekarnoputri sebelumnya.
Mengenai peluang masuk koalisi Jokowi, Prabowo menjawab akan mendukung selama semuanya mengedepankan kepentingan bangsa.
"Saya sudah katakan berkali-kali bahwa kita mengutamakan kepentingan nasional, apa saja yang bisa memperkuat, mendukung Indonesia, kepentingan Indonesia yang baik untuk rakyat, kita akan dukung," kata Prabowo.
Surya Paloh sendiri tidak masalah jika Gerindra masuk ke koalisi pendukung pemerintahan Jokowi-Ma'ruf. Yang penting, semua yang ada dalam koalisi sepakat mengedepankan kepentingan nasional. Kalau semua yakin Prabowo satu visi, maka Prabowo bisa masuk gerbong.
"Nggak ada masalah sama saya," ujar Paloh.
"Ini masalahnya ketika semua ikut dalam satu semangat konsistensi pikiran bagaimana mengedepankan kepentingan nasional, jalan di situ. Artinya kita yakin nggak Mas Prabowo bergabung dengan koalisi pemerintah ini untuk bersama-sama dalam tekad yang sama," sambungnya.
Apakah itu saja isi pembicaraan di dalam semalam? Sebenarnya, poin-poin pembicaraan yang dikemukakan Sekjen Partai NasDem Johnny G Plate tak meliputi perkara koalisi atau bagi-bagi kursi, melainkan soal lain. Poin pembicaraan ada tiga:
1. Kedua pemimpin partai politik sepakat untuk memperbaiki citra partai politik dengan meletakkan kepentingan nasional di atas kepentingan lain dan menjadikan persatuan nasional sebagai orientasi perjuangan serta menjaga keutuhan bangsa.
2. Kedua pemimpin partai politik sepakat untuk melakukan segala hal yang dianggap perlu untuk mencegah dan melawan segala tindakan radikalisme berdasar paham apa pun yang dapat merongrong ideologi Pancasila dan konsensus dasar kebangsaan.
3. Kedua pemimpin partai politik sepakat bahwa amandemen UUD 1945 sebaiknya bersifat menyeluruh yang menyangkut keutuhan tata kelola negara sehubungan dengan tantangan kekinian dan kehidupan berbangsa yang lebih baik.
Satu yang krusial, yakni soal amandemen Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia 1945. Sebagaimana diketahui, MPR periode 2014-2019 di bawah Periode Ketua Zulikfli Hasan telah memastikan amandemen akan dilakukan terbatas untuk membahas GBHN saja. Tapi ternyata, Paloh dan Prabowo sepakat mendorong amandemen menyeluruh terhadap konstitusi itu.
"Banyak poin masalahnya tidak hanya terbatas membuat sebuah GBHN saja, banyak hal masalahnya. Misalnya katakan pemilu serempak, rumusan masalah konstitusi berdasarkan tafsiran dari pada UUD. Kita pikirkan bersama harus lanjut 5 tahun ke depan pemilu serentak, atau kembali berpisah, pemilu legislatifnya, pilpresnya," ujar Paloh.
Jadi sejauh ini bisa disimpulkan sementara, pertemuan Prabowo-Paloh semalam tak membahas jatah kursi kabinet Jokowi. Namun, Paloh tak masalah bila Gerindra masuk ke koalisi pendukung Jokowi. Selain itu, mereka sepakat dengan amandemen UUD '45 secara menyeluruh. Apakah itu berarti kesepakatan? Deal?
Ada Apa Dibalik Amandemen UUD 45 dan GBHN? Simak Videonya:
Halaman 2 dari 3