Apalagi pemerintah melalui Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) telah menerapkan empat program prioritas untuk meningkatkan produktivitas lewat dana desa. Salah satu programnya ialah pengembangan BUMDes.
Halimatussa'diyah (40), warga Kampung Tiuh Balak I, Kecamatan Baradatu, Way Kanan dan pengelola UKM Dapur Way Kanan, memilih bekerja sama dengan BUMDes untuk mengembangkan usaha olahan ikannya alih-alih meminjam modal di bank atau melalui CSR perusahaan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lewat bantuan modal dari BUMDes, Diah tak hanya akan memproduksi hasil olahan ikan, tetapi mengembangkan usaha dari hulunya, yaitu budidaya ikan. Selain itu, ia juga bekerja sama dengan pemerintah kampung untuk melibatkan pemuda karang taruna setempat dan ibu-ibu rumah tangga untuk mengelola dan mengembangkan usahanya ini.
Kata Diah yang sebelumnya bekerja di Jakarta selama 10 tahun, banyak masyarakat di kampungnya memilih merantau untuk mencari pekerjaan setelah lulus sekolah atau kuliah. Mereka menjadi pekerja pabrik dan ada juga yang pembantu rumah tangga serta pekerjaan lainnya.
"Harapan saya, semua warga tidak keluar dari sini, anak mudanya ada di sini. Mindset orang tua itu kerja di Jakarta itu wah. Padahal kalau di BUMDes anak juga bisa dapat duit, mereka kerja, mereka dihargai. Akhirnya masyarakat di sini bukan tenaga operasional, tetapi manajer yang mengelola karyawan dari lain," pungkasnya
Hal senada diterapkan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Karang Taruna Karya Mas di Kampung Negeri Ujan Mas, Kecamatan Gunung Labuhan, Way Kanan.
Karang taruna ini melibatkan pemuda dan ibu-ibu setempat mendapat penghasilan tambahan dengan memproduksi dan menjual waring dan jaring net lapangan yang sudah dijual hingga luar provinsi.
"Satu jaring untuk satu lapangan dikerjakan 10 hari paling lama oleh 2 tenaga ahli. Upah per orangnya Rp 500 ribu orang untuk waring, kalau net Rp 25 ribu per orang," ucap Ketua Karang Taruna Karya Mas Darwin.
![]() |
Hal tersebut disambut baik oleh Penanggung Jawab Kepala Kampung Negeri Ujan Mas Apriwan. Menurutnya, pemerintah kampung telah mengadakan musyawarah rencana pembangunan (musrenbang) untuk menjadikan kelompok karang taruna ini sebagai bagian dari unit usaha BUMDes.
"Sehingga warga kampung yang telah lulus sekolah atau kuliah bisa balik ke kampung. Di sini bisa juga menciptakan lapangan pekerjaan dan meningkatkan ekonomi," ucapnya.
Adapun menurut Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Kampung (PMK) Way Kanan Ixuan Ahmadi, saat ini di Way Kanan terdapat 121 BUMDes yang aktif dari 221 kampung yang ada. Menurutnya, dukungan dari dana desa terus berlanjut memberikan bantuan modal untuk unit usaha yang dikelola BUMDes yang aktif sesuai potensi kampungnya masing-masing.
Ixuan mencontohkan BUMDes di kampung Sri Rezeki yang mengelola air bersih karena masyarakat setempat kesulitan mendapat akses air. Lalu ada juga BUMDes yang mempunyai unit usaha pencucian mobil dan bengkel yang ada di Kampung Kotaway.
Wakil Bupati Way Kanan Edward Anthony mengakui sejak bergulirnya dana desa, Kabupaten Way Kanan yang sebelumnya kabupaten tertinggal kedua di Sumatera mengalami banyak perubahan. Menurutnya, dana desa menjadi dorongan untuk desa berinovasi dan mengejar pembangunan infrastruktur.
"Setelah itu kita kembangkan masalah badan usaha, memang ada beberapa desa yang bisa berkembang dengan baik. Dengan begitu, perkembangan BUMDes lebih banyak yang cepat mendapatkan hasil. Sekarang ada beberapa desa yang mendapatkan hasil untuk jangka panjang," ucap Edward.
(ega/ega)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini