Dalam keterangan tertulis dari Kapolres Metro Bekasi Kota, Kombes Candra Kusuma, Minggu (13/10/2019), berikut ini barang bukti yang ditemukan di kontrakan NAS:
1. Buku panduan jihad
2. Khilafatul Muslimin
3. 1 kardus berkas data Khilafatul Muslimin
4. 1 buku Dilema PKS
5. 1 buku al-Khilafah
6. 8 Dabiq Buku ISIS
7. 2 buah gunting
8. 2 kabel jack sound
9. 1 plastik paku payung + paku baja
10. 1 lakban plastik warna bening
11. 1 kartu keluarga atas nama Noval
12. 1 buku 'Tiada Khilafah Tanpa Tauhid dan Jihad'
13. 1 plastik tatitis kecil warna putih
14. Data Khilafatul Muslimin
15. 1 logo bordir Khilafatul Muslimin
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tentang keberadaan buku 'Dilema PKS', Kombes Candra mengatakan buku itu ditemukan di kamar tersangka. Nantinya, barang bukti yang ditemukan akan dipilah lagi.
"Itu ada di kos-kosan dia, di kamarnya dia semua. Itu nanti dipilah, yang ada di ruangannya dibawa semua dulu," ucapnya.
NAS disebut masih terkait dengan Abu Zee yang merupakan pimpinan kelompok JAD Bekasi. NAS disebut Candra juga telah berbaiat kepada pemimpin ISIS, Abu Bakr Al Baghdadi, bersama kelompok Abu Zee.
Kata PKS dan Penulis soal Buku 'Dilema PKS'
Terkait adanya buku 'Dilema PKS' di rumah tersangka teroris di Bekasi, PKS mengatakan itu adalah buku akademik dan merupakan tanggung jawab penulisnya. Penulis buku tersebut adalah pengamat politik Burhanuddin Muhtadi.
"Ada banyak buku tentang PKS yang ditulis secara akademis. Yang tidak semua publikasinya juga disampaikan ke PKS. Maka lebih baik ditanyakan langsung kepada penulis dan penerbitnya, mereka yang bertanggung jawab. Itu lebih sahih," kata Ketua DPP PKS Ledia Hanifa saat dimintai konfirmasi.
![]() |
Saat dimintai konfirmasi, Burhanuddin Muhtadi menegaskan bahwa buku 'Dilema PKS: Suara dan Syariah' adalah buku akademik. Itu merupakan terjemahan dari tesisnya.
"Sebagai gambaran umum, buku 'Dilema PKS: Suara dan Syariah' itu terjemahan dari tesis saya, jadi saya menulis tesis di Australian National University itu tahun 2008. Sekarang masih ada di perpustakaan NAU atau laman akademia punya saya. Judul aslinya itu Thinking Globally, Acting Locally," kata Burhanuddin saat dihubungi.
Buku itu kemudian diterjemahkan ke bahasa Indonesia. Menurut Burhanuddin, buku 'Dilema PKS' itu cukup laku di kalangan pendukung PKS ataupun pihak yang anti-PKS hingga dicetak 4 kali.
"Jadi itu buku akademik. Cuma memang harus diakui di antara buku-buku saya yang paling laku Dilema PKS. Jadi cetakan sampai 4 kali. Jadi baik lovers atau haters PKS sama-sama membeli buku itu. Jadi misalnya buat para haters PKS itu sering kali mengambil satu kutipan yang saya cantumkan di buku terkait dengan statemen Pak Zulkieflimansyah yang mengatakan bahwa PKS itu ibaratnya analoginya seperti partai komunis versi Islam dari sisi pengkaderan. Nah, yang anti-PKS juga banyak yang mengutip itu. Begitu juga yang lover PKS, dengan melihat bahwa buku tersebut menjelaskan secara runtut bagaimana evolusi gerakan tarbiyah menjadi gerakan politik," paparnya.
Burhanuddin tak paham mengapa buku itu juga menarik perhatian seorang tersangka teroris. Dia menegaskan tak ada paham radikalisme di buku itu.
"Saya tidak tahu persis apa yang membuat buku tersebut, mungkin saja sang terduga teroris hobi membaca. Tetapi saya jamin nggak ada di situ cara merakit bom. Orang kalau mengenal saya justru orang yang anti sikap ekstrim. Saya murni akademisi," tegas Burhanuddin.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini