Suara Warga Puncak soal Sistem 2-1 yang akan Gantikan Buka-Tutup

Suara Warga Puncak soal Sistem 2-1 yang akan Gantikan Buka-Tutup

Sachril Agustin B - detikNews
Minggu, 13 Okt 2019 15:37 WIB
Jalur Puncak, Bogor, Jawa Barat, saat akhir pekan. (Foto: Sachril Agustin Berutu/detikcom)
Bogor - Sistem 2-1 untuk menggantikan sistem buka-tutup yang akan diberlakukan di jalur Puncak, Jawa Barat belum sepenuhnya dipahami warga sekitar. Masih ada warga yang baru mengetahui informasi ini di media sosial.

Warga RT 2/3 Kampung Sampay Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Asep Muhammad mengatakan, ia hanya mengetahui bahwa Jalan Raya Puncak akan dilakukan uji coba sistem 2-1. Namun untuk waktu pelaksanaan dan prosesnya, ia mengaku tidak mengetahuinya.


"Saya tahu ada sistem 2-1 dari grup di media sosial, bahwa ada 2 jalur ke atas, 1 turun. Itu saja," katanya di RT 2/3 Kampung Sampay Desa Tugu Utara, Cisarua, Kabupaten Bogor, Minggu (13/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Warga RT 1/3 Kelurahan Cisarua, Roni mengungkapkan, ia sama sekali tidak mengetahui adanya sistem 2-1 yang akan diuji coba.

"Saya malah baru dengar ada sistem 2-1. Kalau yang saya tau, hanya sistem satu arah saja, kendaraan naik atau turun di jam-jam tertentu saja," ujar Roni.


Sedangkan, Ketua RT 2/3 Kampung Sampay, Desa Tugu Utara, Cisarua, Firda menjelaskan, dirinya sering mendengar keluhan masyarakat saat Jalan Raya Puncak macet. Sopir angkutan umum (angkot), kata dia, sering mengeluh ketika diterapkan sistem one way.

"Kalau angkot kan pas akhir pekan, susah mau dapat penghasilan. Yang misalnya hari biasa bisa 3-5 kali perjalanan, pas Sabtu atau Minggu hanya 1-2 kali perjalanan saja. Soalnya harus nunggu lama kan," terang Firda.

Warga Keluhkan Macet di Puncak

Staf Pelayanan Desa Tugu Utara, Nana menjelaskan, banyak masyarakat yang mengeluh tentang kemacetan di Jalan Raya Puncak. Ada masyarakat, katanya, yang terkadang meminta solusi terkait kemacetan di Jalan Puncak ke polisi yang melakukan penjagaan di jalan dan ke kantor desa.

"Kalau yang saya tau, warga pada ngeluh atau memberi masukan secara lisan saja ke polisi yang sedang berjaga. Ke kantor desa juga pernah ada yang cerita, cuma kan bukan kewenangan kami untuk jalan itu," jelas Nana.

Nana mengatakan, penerapan sistem 2-1 sulit diterapkan dari Taman Safari Indonesia (TSI) menuju Gunung Mas. Hal ini dikarenakan jalurnya yang sempit. Bila tetap dipaksakan, kata Nana, dikhawatirkan terjadi penumpukan kendaraan hingga menyebabkan kemacetan panjang.


"Sistem 2-1 kan kendaraan dari dua arah bisa melaju terus, tapi dari TSI ke Gunung Mas, tidak bisa menurut saya. Jalannya sempit. Kadang juga kan ada bus yang lewat. Malah bisa jadi tersendat kendaraan kalau dipaksakan sistem 2-1," tutur Nana.

Nana pun menyambut baik sistem 2-1 ini. Menurutnya, dengan sistem 2-1, masyarakat bisa melintasi jalur Puncak kapan pun.

"Kalau akhir pekan mau bepergian, masyarakat itu harus cari jalan alternatif lain. Untuk yang bawa mobil, harus nunggu sampai jalan dibuka. Sistem ini bagi saya bagus, lebih baik ketimbang one way," ucap Nana.
Halaman 2 dari 2
(dkp/dkp)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads