BMKG mengutip analisis Badan Meteorologi Jepang (JMA) bahwa topan Hagibis sudah bergerak meninggalkan daratan Jepang ke arah timur laut menuju Samudera Pasifik Barat bagian utara. Meski masih dalam skala kuat, namun intensitas topan Hagibis menurun dari 75 knot ke 60 knot dalam rentang waktu 12 jam.
"Walaupun masih dalam skala kuat, namun intensitas Typhoon Hagibis mulai menurun, saat ini kecepatan angin di pusat typhoon adalah 60 knots sedangkan 12 jam sebelumnya adalah 75 knots. Dalam 24 jam ke depan JMA memprakirakan Typhoon Hagibis akan menurun intensitasnya. Posisi Typhoon Hagibis yang pagi ini makin jauh dari wilayah Indonesia tidak memberikan dampak terhadap kondisi cuaca dan gelombang laut di Indonesia," ujar Deputi Bidang Meteorologi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (13/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Adapun potensi hujan dengan intensitas Sedang-Lebat yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia lebih dipengaruhi oleh adanya daerah tekanan udara rendah di wilayah Indonesia bagian utara yang membentuk daerah pertemuan angin yang memanjang dari Semenanjung Malaysia hingga Laut Sulawesi," kata Mulyono.
Topan Hagibis yang terjadi di Jepang membuat sungai meluap dan membuat hampir setengah juta rumah mengalami listrik padam. Topan Hagibis diperkirakan akan menuju ke laut pada hari Minggu malam setelah mengitari pulau Hokkaido utara.
Dilansir Reuters yang mengutip siaran NKH hari ini, topan Hagibis menyebabkan 10 orang tewas. Sedangkan 17 orang lainnya dikabarkan hilang.
Simak Video "5 Tewas dan 10 Hilang Usai Topan Hagibis Mengamuk"
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini