'Serat Babad Tanah Jawi' menjelaskan perihal kondisi Kesultanan Mataram (Keraton Kartasura) pada sekitar 1740-an. Saat itu Sang Raja lebih memihak ke Kompeni Belanda ketimbang ke bangsanya sendiri. Para bangsawan Jawa tidak terima dengan pilihan politik Sang Raja.
"Para priyagung Jawa kang sengit marang Walanda lestari mbiyantu Cina, dadi mungsuh ratune dhewe," demikian tertulis dalam 'Serat Babad Tanah Jawi' yang versi gancaran (prosa Jawa) Ngabehi Kertaprajda, ditulis atas inisiatif JJ Meinsma pada 1874.
Artinya, para elite Jawa yang membenci Belanda kemudian bekerjasama dengan Cina, menjadi musuh atas Ratu Jawa sendiri. Begitulah kondisi politik saat itu.