"Dia (Nesti) dipersiapkan sebagai suicide bomber," kata Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo, seperti dilansir Antara, Sabtu (12/10/2019).
Polri telah mengambil tindakan tegas terhadap Nesti. Polwan yang sebelumnya berdinas di Polda Maluku Utara (Malut) dipecat. Polri juga melanjutkan pada proses hukum.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Nesti diduga terpapar paham radikal cukup dalam meski awalnya mempelajari paham radikal secara otodidak lewat melalui media sosial. Dia juga disebut pernah berinteraksi dengan pimpinan JAD Bekasi, Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba.
![]() |
"Pertama, terpaparnya sudah juga begitu dalam, dilihat dari media sosial, ditandai dengan yang bersangkutan aktif terafiliasi dengan JAD. Ini jelas ada kaitan dengan Saudara Abu Zee, jaringan teroris yang kita amankan dua minggu lalu di Bekasi," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (9/10).
"Yang paling jadi kunci penting, jelas dia tersambung link-nya dengan JAD," sambung Asep.
Bripda Nesti dua kali ditangkap Densus 88 Antiteror. Pertama kali, Nesti ditangkap Polda Jawa Timur saat dia mendarat di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, dan hendak ke Surabaya. Kedua, Bripda Nesti kembali ditangkap oleh Densus 88 Antiteror di Yogyakarta pada akhir September 2019.
Usai penangkapan pertama, Densus 88 Antiteror terus melakukan pengawasan terhadap Nesti. Sebab, Nesti diduga aktif dalam kegiatan-kegiatan bersama kelompok radikal.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini