Pengamat: Abu Rara Nekat karena Frustrasi

Pengamat: Abu Rara Nekat karena Frustrasi

Audrey Santoso - detikNews
Sabtu, 12 Okt 2019 10:34 WIB
Rentetan penusukan Wiranto di Pandeglang. (Foto: dok. Polsek Pandeglang)
Jakarta - Pengamat terorisme dari UIN Kalijaga Yogyakarta Noorhaidi Hasan menilai aksi Syahrial Alamsyah (SA) alias Abu Rara menusuk Menko Polhukam Wiranto di Kampung Menes, Pandeglang, Banten, sebagai bentuk kenekatan. Abu Rara dinilai nekat lantaran frustrasi ruang gerak kelompok teroris makin sempit.

"Kalau nekat itu biasanya berkaitan dengan rasa frustrasi yang mereka alami, merasa terjebak, terimpit dari segala sisi. Dengan keadaan itu lalu tidak ada ruang lagi untuk mengembangkan serangan-serangan yang lebih besar skalanya dan menimbulkan dampak yang luas," kata Noorhaidi kepada detikcom, Sabtu (12/10/2019).



SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Norhaidi menilai semangat amaliyah Abu Rara beralih dari meneror dalam skala luas menjadi skala kecil, namun targetnya lebih spesifik, sehingga tetap dapat menciptakan efek di masyarakat.

"Ini kan karena orang nekat, ini menandakan ruang bagi teroris makin sempit di Indonesia. Karena mereka tidak mampu menggelar operasi yang besar, maka mereka menyasar target yang lebih spesifik tapi memiliki arti penting di masyarakat dan pemerintah," ujar Noorhaidi.




Noorhaidi menduga tak leluasanya lagi teroris dalam mengembangkan pahamnya karena faktor pendanaan dan kekuatan jaringan. "Pendanaan terbatas, jaringan makin dilemahkan aparat, mereka mengubah taktik merespons keadaan itu," imbuh dia.

Noorhaidi menyebut Abu Rara merupakan pendatang baru di kalangan kelompok teroris JAD. Kelompok teroris ini pun meski dilemahkan aparat, lanjut Noorhaidi, tak serta-merta hilang selama tokoh-tokohnya masih bergerilya menyebarkan paham radikalisme.



"Mereka berdua pendatang baru juga, belum lama bergabung dengan JAD. Jadi terus bermutasi, jaringan teroris sebagai sebuah gerakan yang ada terus, selama penyebarnya yang mendorong mereka terus ada, bertahan tetap ada," tutur Noorhaidi.

"(Analisis JAD ajak pasangan ber-amaliyah) mungkin karena tidak bisa lagi mengembangkan jaringan yang lebih besar. Mau tidak mau harus dilakukan keluarga inti karena lebih mudah mereka rencanakan sendiri, mereka koordinasikan di dalam rumah," dia berpendapat.

Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads