Penusukan Wiranto Berawal dari Penangkapan di Bekasi

Round-Up

Penusukan Wiranto Berawal dari Penangkapan di Bekasi

Tim detikcom - detikNews
Jumat, 11 Okt 2019 22:31 WIB
Foto: 20Detik
Jakarta - Perisitiwa penusukan Menko Polhukam Wiranto pada Kamis (10/10) kemarin ternyata merupakan ujung ketakutan sang terduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD). Dendam berawal dari penangkapan pemimpin JAD Bekasi pada bulan lalu.

Adalah Syahrial Alamsyah alias Abu Rara yang melakukan penusukan terhadap Wiranto. Belakangan ini, pikirannya digelayuti ketakutan bahwa dirinya bakal bernasib sama dengan Fazri Pahlawan alias Abu Zee Ghuroba, pemimpin JAD Bekasi. JAD sendiri adalah gerombolan teroris yang bersumpah setia kepada ISIS yang dipimpin Abu Bakar Al Baghdadi di Timur Tengah sana.

"Baru 2 hari ini sebetulnya Abu Rara merasa takut, stres, dan tertekan setelah mendengar ketuanya dia kemudian kelompok Abu Zee tertangkap," ungkap Karo Penmas Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo di Mabes Polri, Jl Trunojoyo, Jakarta Selatan, Jumat (11/10/2019).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT



Abu Rara pantas jeri. Soalnya dia adalah salah satu anggota komplotan Abu Zee. Polisi telah menangkap Abu Zee bersama delapan pelaku teror lainnya.

"Ya betul, sudah dipastikan pelaku termasuk dalam kelompok JAD Bekasi dengan Amirnya Abu Zee yang sudah ditangkap tanggal 23 September yang lalu bersama 8 pelaku lainnya. 1 orang yang ditangkap di Jakarta Utara," ujar Dedi.

Polisi menyatakan Abu Rara memang sudah dalam pantauan polisi tapi belum ditangkap karena polisi belum menemukan adanya bukti perbuatan melawan hukum.

"Maka dia bilang ke istrinya 'kita harus melakukan persiapan, kita melakukan amaliyah'," jelas Dedi.



"Di Kampung Menes belum ditemukan adanya persiapan atau bukti secara otentik melawan hukum yang dilakukan Abu Rara," sambungnya.

Seperti diketahui, Abu Rara menyerang Wiranto yang tengah melakukan kunjungan di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Abu Rara mengajak istrinya saat melakukan aksi teror itu.



Polisi menyatakan Abu Rara memang sudah dalam pantauan polisi tapi belum ditangkap karena polisi belum menemukan adanya bukti perbuatan melawan hukum.

"Maka dia bilang ke istrinya 'kita harus melakukan persiapan, kita melakukan amaliyah'," jelas Dedi.

Amaliyah adalah istilah Bahasa Arab untuk 'aksi'. Para teroris mengartikannya sebagai aksi penyerangan semacam itu. Namun perbuatan Abu Rara dalam penyerangan ke Wiranto dinilai sebagai aksi spontan tanpa persiapan panjang.

"Di Kampung Menes belum ditemukan adanya persiapan atau bukti secara otentik melawan hukum yang dilakukan Abu Rara," sambungnya.



Abu Rara adalah jaringan teroris Sibolga yang terafiliasi dengan JAD Bekasi. JAD Bekasi bukanlah komplotan jinak, melainkan memang pantas diamankan. Begitulah setidaknya bila dilihat melalui keterangan polisi. Sebelum diamankan aparat, mereka telah berencana menerang sejumlah gereja.

"Untuk kelompok ini, berangkat dari pengungkapan di Sibolga, Maret 2019. Dari Sibolga, Densus 88 melakukan penangkapan di Kalimantan Timur pada Maret 2019. Kemudian ada rencana penyerangan/amaliyah beberapa gereja maupun aparat di Kalimantan Timur ditangkap. Atas nama PK, itu tersangkanya," ujar Dedi.



Teroris Sibolga berkomunikasi tidak dengan pertemuan fisik. Komunikasi mereka jalin lewat media sosial. Kelompok teroris Sibolga juga memiliki komunikasi dengan JAD Bekasi yang dipimpin Abu Zee Ghuroba.

Seperti diketahui, Abu Rara menyerang Wiranto yang tengah melakukan kunjungan di Pandeglang, Banten, Kamis (10/10). Abu Rara mengajak istrinya, Fitria, saat melakukan aksi teror itu.

Total ada empat korban dalam insiden penusukan Menko Polhukam Wiranto di Alun-alun Menes, Pandeglang, Banten. Salah seorang warga yang menjadi korban ialah ulama Pandeglang bernama Fuad.

Fitria sendiri ditugaskan untuk menyerang polisi. Kapolsek Menes Kompol Daryanto, yang ada di dekat Wiranto, menjadi korbannya.

Halaman 2 dari 4
(dnu/idn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads