Wiranto Ditusuk, PPP-PKB Kritik Lemahnya Intelijen TNI-Polri-BIN

Wiranto Ditusuk, PPP-PKB Kritik Lemahnya Intelijen TNI-Polri-BIN

Tsarina Maharani, Elza Astari Retaduari - detikNews
Kamis, 10 Okt 2019 17:41 WIB
Wiranto (Foto: Wilpret/detikcom)
Jakarta - Menko Polhukam Wiranto diserang dua orang bersenjata tajam siang tadi. PPP dan PKB menyinggung soal lemahnya intelijen TNI-Polri.

"Penusukan kepada Menko Polhukam Wiranto menunjukkan bahwa lemahnya intelijen dari kepolisian, TNI," kata Wasekjen PPP Achmad Baidowi (Awiek) kepada wartawan, Kamis (10/10/2019).


Menurut Awiek, peristiwa ini harus menjadi evaluasi TNI dan Polri terkait pengamanan di lapangan. Apalagi, kata dia, pelantikan presiden-wakil presiden terpilih digelar sebentar lagi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"TNI harus menjadi kewaspadaan kita semua menjelang pelantikan presiden. Sangat ironis pengamanan di lapangan sangat lemah. Harus dilakukan evaluasi terhadap standar pengamanan," tuturnya.

Wiranto Ditusuk, PPP-PKB Kritik Lemahnya Intelijen TNI-Polri-BINAchmad Baidowi (Foto: Lamhot Aritonang/detikcom)

Selanjutnya, Awiek meminta agar keterangan bahwa pelaku terpapar paham ISIS segera ditindaklanjuti. Ia khawatir paham radikal bakal memecah belah bangsa.

"Jangan sampai paham radikalisme mewabah dan justru menjadi pemecah belah bangsa. Terakhir terkait protokoler pejabat negara harus diperketat," kata Awiek.



Hal senada disampaikan oleh anggota DPR dari Fraksi PKB Maman Imanulhaq. Ia mempertanyakan bagaimana bisa pihak keamanan hingga Badan Intelijen Negara (BIN) kecolongan sehingga peristiwa penusukan terhadap Wiranto oleh teroris terjadi.

"Intinya ada masalah yang mengganggu keamanan dan stabilitas negara kita, aksi radikal ini akan jadi sorotan dunia, social media cepat sekali mengabarkan dan jelas akan mempermalukan kita, di mana kerja kepolisian dan intelijen? Kok bisa kecolongan," kata Maman, terpisah.

Wiranto Ditusuk, PPP-PKB Kritik Lemahnya Intelijen TNI-Polri-BINMaman Imanulhaq (Foto: Dok. Pribadi)

Dia juga memuji langkah Jokowi yang tegas terhadap pihak-pihak yang menganut faham radikalisme. Maman menilai keputusan Jokowi membubarkan HTI sudah tepat.

"Di social media, HTI berani mengumbar pesan khilafah dan melakukan perlawanan terhadap sistem negara, toh dibiarkan saja. Kalau payung hukumnya kurang, di DPR kita buat agar aparat memiliki payung hukum melakukan pencegahan aksi radikalisme," tutur pengasuh Pondok Pesantren Al-Mizan, Majalengka, itu.


Wiranto diserang pukul 11.50 WIB di Menes, Pandeglang, Banten. Dia ditusuk seorang pria berinisial SA alias Abu Rara.

Abu Rara ditangkap polisi. Seorang perempuan yang diduga istrinya juga ditangkap karena membawa senjata tajam.
Halaman 2 dari 2
(elz/tor)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 


Hide Ads