"Sama sekali tidak ada (kaitan dengan pelantikan Jokowi), ini kan sifatnya terjadi secara langsung saja, penyerangan. Belum tahu juga, bisa jadi ini orang stres, sakit jiwa, dan lain-lain," kata Tenaga Ahli Kedeputian IV Kantor Staf Presiden Ali Mochtar Ngabalin di RSPAD Gatot Soebroto, Jakarta Pusat, Kamis (10/10/2019).
Namun Ngabalin menuturkan kepolisian masih menyelidiki peristiwa ini. Sementara ini, kata Ngabalin, polisi menyebut pelaku penusukan terpapar ISIS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, Ngabalin mengatakan penusukan terhadap Wiranto tidak boleh dianggap sepele. Dia juga menekankan kelompok radikal itu nyata.
"Karena itu, dukungan masyarakat menjadi penting bahwa selama ini kepolisian, aparat keamanan menyampaikan hal-hal terkait situasi perkembangan, kemudian adanya aliran-aliran radikal, bukan isapan jempol, tapi sesuatu yang nyata. Pejabat publik yang diserang tidak boleh kita anggap sepele," ucapnya.
Terkait pelantikan Jokowi-Ma'ruf pada 20 Oktober nanti, Ngabalin mengatakan tidak ada peningkatan pengamanan. Pengamanan pelantikan berjalan normal.
"Tidak, tidak, biasa saja. Saya sudah cek juga, polisi biasa saja, sama seperti protap biasa, semula, tidak ada pengamanan luar biasa. Normal saja. Tapi peristiwa dan kejadian ini tidak boleh dianggap sebagai sesuatu yang biasa," pungkasnya.
Kisah Wiranto: Target Pembunuhan 22 Mei hingga Ditusuk di Pandeglang:
(idh/fjp)











































