Penyerangan berdarah itu terjadi sesaat setelah Wiranto turun dari mobil dan bersalaman dengan polisi, Kamis (10/10/2019). Tiba-tiba mantan Panglima ABRI itu ditusuk pria yang terbalut kaus berwarna hitam menggunakan gunting.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain Wiranto, anak buahnya, Fuad, terluka di dada sebelah kiri dan Kapolsek Menes Kompol Dariyanto mengalami luka di bagian punggung.
Polisi telah menangkap dua orang. Seorang pria dan seorang perempuan. Polisi menduga pelaku penusukan Wiranto terpapar ISIS. Para pelaku masih diperiksa secara intensif.
Selain insiden penusukan, nama Wiranto pernah menjadi target pembunuhan perusuh pada aksi 22 Mei 2019. Berdasarkan keterangan polisi, para perusuh mengaku disuruh membunuh empat tokoh nasional yang merupakan pejabat. Kapolri Jenderal Tito Karnavian akhirnya membuka nama empat pejabat itu, yakni Wiranto, Luhut Pandjaitan, Budi Gunawan, dan Gories Mere.
Namun ancaman itu tidak membuat keberanian Wiranto kendur. "Memang yang diancam tidak hanya empat orang, ada pejabat-pejabat lain yang juga diancam seperti yang saya alami. Tapi saya kira kita tidak perlu surut dengan ancaman itu. Dan kita tetap teguh untuk menegakkan kebenaran, menegakkan keamanan nasional," ujar Wiranto di Kemenko Polhukam, Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, pada Selasa, 28 Mei 2019.
Menurut Wiranto, rencana pembunuhan terhadap pejabat negara itu dimaksudkan untuk memberi rasa takut agar pejabat tersebut mengurangi aktivitasnya dan menjadi lemah. Namun Wiranto menegaskan dirinya tidak seperti itu.
"Biarpun ada ancaman pembunuhan ya, kita semua tetap bekerja keras sesuai dengan prosedur yang ada, dengan orientasi kami adalah mengamankan keselamatan negara. Soal nyawa itu ada di tangan Tuhan Yang Mahakuasa, Allah SWT," tegasnya.
Simak Video "Ini Sosok Penusuk Wiranto, Istrinya Ikut Dibekuk karena Bawa Sajam"
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini