"Artinya, ada hal-hal lain yang susah dipaksakan dengan bahasa Indonesia," kata Anggiat Sinaga saat berbincang dengan detikcom, Kamis (10/10/2019).
Apalagi, kata Anggiat, ada beberapa istilah dalam perhotelan yang jika diindonesiakan akan memunculkan multitafsir.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut nama-nama hotel di Sulsel yang menggunakan bahasa asing adalah identitas hotel dan sangat sulit diubah.
"Untuk nama nama hotel kan itu kan sudah identitas. Jadi tidak perlu dipaksakan Indonesia," tegasnya.
"Jadi kita berharap dari sisi PHRI harus lebih wise. Karena banyak istilah-istilah yang susah dipaksakan, diindonesiakan cenderung multitafsir. Kalau sebatas informasi dari pemerintah, silakan saja dengan bahasa Indonesia," imbuhnya.