"Terkait isu yang pernah viral bahwa PAI akan dihapus, saya tegaskan di sini pemerintah sama sekali tidak akan pernah menghapuskan PAI di sekolah-sekolah. Kami ingin justru sebaliknya, eksistensi PAI di sekolah diperkuat," ujar Menag dalam pidatonya di pembukaan Pentas PAI Nasional 2019 di Asrama Haji Sudiang, Makassar, Kamis (10/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mengapa kita perlu concern pada PAI di sekolah, karena ada 37,7 juta atau 78 persen anak usia sekolah kita selamatkan keyakinan dan perilaku akhlaknya," ungkap Menag.
Selain itu, Menag berharap kegiatan ekstrakurikuler keagamaan Islam di sekolah, yang dikenal dengan istilah Kerohanian Islam (Rohis), makin digalakkan dan disempurnakan untuk memperkuat daya literasi siswa dalam menjalankan agama secara moderat atau wasathiyah, serta memiliki sikap kritis dan tidak berlebih-lebihan dalam memahami agama.
Terkait pelaksanaan Pentas PAI di Makassar, Menag berharap dapat menumbuhkan keterampilan generasi milenial Indonesia yang memiliki jiwa sportif, kreatif, komunikatif, kritis dan berkepribadian tangguh, serta memiliki kelenturan intelektual di tengah kehidupan kemajemukan masyarakat.
Dalam kegiatan yang juga dihadiri Wagub Sulsel Andi Sudirman Sulaiman dan Dirjen Pendidikan Islam Kemenag RI Kamaruddin Amin itu, ada 10 cabang perlombaan yang akan dipertandingkan, yaitu Musabaqah Tilawatil Qur'an (MTQ), pidato, Musabaqoh Hifdzil Qur'an (MHQ), Cerdas Cermat, Kaligrafi, Nasyid, Debat PAI, Kreasi Busana, Penulisan Cerita Remaja Islami, dan Lomba Karya Ilmiah Remaja.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini