Jakarta - Sebanyak 29 buah bom ikan untuk rusuh di Aksi Mujahid 212 ditemukan di rumah dosen IPB Abdul Basith. Bom ikan itu rupanya dibuat oleh para perakit di rumah Abdul Basith.
Hal ini diungkap oleh tersangka Sugiyono. Sugiyono berperan membuat bom dan merekrut perakit bom, yang salah satunya Laode Nardi.
"Itu
ngerakitnya di rumahnya Pak Basith, itu di lantai 2," kata Sugiyono dalam wawancara khusus dengan
detikcom di Polda Metro Jaya, Jakarta, Kamis (10/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bom ikan ini dirakit oleh tersangka Sugiyono, Laode Nardi, Jaflan, Alwani, dan Laode Samiun. Proses pembuatan bom tersebut dilakukan mulai Kamis (26/9) hingga menjelang Jumat (27/9) dini hari.
"Itu dari jam 11.00 siang sampai tengah malam," imbuh Sugiyono.
Sugiyono mengaku diberi sejumlah uang oleh Abdul Basith dan Laksda (Purn) Sony Santoso untuk membeli peralatan membuat bom ikan.
"Saya dikasih Rp 1 juta sama Prof Basith dan Pak Sony kasih saya Rp 1 juta untuk transfer. Itu untuk bahan-bahannya banyak di kios-kios, kayak mi instan goreng, sabun pencuci pakaian, lada halus, dan gunakan korek kayu dan botol minuman energi, dan ada paku," tuturnya.
Menurut Sugiyono, bahan-bahan tersebut dibeli oleh orang suruhan Abdul Basith. Sedangkan Basith disebut-sebut mempersiapkan bensin.
"Saya tanya ke saudara (yang membuat bom) apa yang mau dibeli, paling korek, lada halus, mi instan, dan bensin 2 botol air mineral, dan bensinnya sendiri yang beli Prof Basith," katanya.
Sugiyono mengaku tidak punya rasa cemas ketika disuruh membuat bom ikan. Sebab, hal ini sudah biasa dilakukan di kampung halamannya di Ambon.
"Kalau di pikiran kita nggak ada rasa takut karena di tempat kita
udah kayak biasa kita
nyari ikan kadang
pake itu," sambungnya.
Sementara itu, tersangka Nardi menjelaskan dia tiba bersama Sugiyono cs di rumah Abdul Basith di Bogor pada Selasa (24/9) malam. Mereka kemudian tidur di lantai 2 rumah Basith.
"Kita istirahat malam sampai siang nggak ada kegiatan. Pas hari Kamis, tanggal 26 September, itu baru si Sugiyono datang dan bilang apa-apa persiapannya," jelas Nardi.
Nardi dkk kemudian mempersiapkan bahan-bahan untuk membuat bom ikan tersebut. Mereka membeli peralatan dari warung hingga toko-toko.
"Sudah kita disuruh beli ini itu untuk alat-alat bom ikan itu. Setelah beli alat-alat kita bikin itu bom dari tanggal 26 September sampai hari Jumat. Setelah selesai itu semua kita kembali istirahat nggak ada lagi kegiatan, nggak ke luar rumah," beber Nardi.
PA 212: Bernard Ditangkap di Tol Tomang, Dipepet 5 Mobil[Gambas:Video 20detik]
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini