Kritik itu salah satunya datang dari Direktur Rujak Center for Urban Studies, Elisa Sutanudjaja. Elisa menilai proyek tol tersebut tidak diperlukan dan justru memperburuk kondisi Jakarta.
"Proyek yang sangat tidak diperlukan dan justru akan memperburuk kondisi Jakarta dan memperburuk mobilitas Jakarta," kata Elisa Sutanudjaja saat dihubungi, Kamis (10/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, di tengah krisis iklim seperti ini mestinya yang dibutuhkan adalah revolusi perencanaan kota dan mobilitas. Pasalnya, lanjut dia, jalan tol baru justru akan menambah jumlah kendaraan.
"Di tengah krisis iklim dan pencemaran udara tinggi, seharusnya dibutuhkan revolusi perencanaan kota dan mobilitas. Ini malah memakai cara dan pandangan kuno yang justru sudah banyak ditinggalkan," tuturnya.
![]() |
Dia mencontohkannya dengan data Jasa Marga. Berdasarkan data tersebut, usai pelebaran Tol Jagorawi tahun 2010, jumlah kendaraan langsung melejit. Hal ini, kata Elisa, yang justru jadi pangkal masalah kemacetan.
Selain itu, dia mengatakan pembangunan proyek Jalan Tol Harbour Road II memiliki dampak buruk bagi kondisi sosial dan fisik Jakarta. "Sosial sudah pasti. Dampak fisiknya udah banyak banget. Belum dampak terhadap Kota Tua (sisi Jakarta Utara), yang sampai sekarang terbelah karena jalan layang tol. Pencemaran nambah, konsumsi BBM nambah, nanti macetnya nambah pula setelah beberapa bulan pengoperasian," jelasnya.
Sebelumnya, pembangunan Jalan Tol Harbour Road II sepanjang 9,67 km telah dimulai pada, Jumat (4/10) lalu. PT Citra Marga Nusaphala Persada (CMNP) selaku Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) telah menunjuk PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) dan PT Girder Indonesia sebagai kontraktor pelaksana.
Kepala BPJT Danang Parikesit menyatakan bahwa Pemerintah melalui Kementerian PUPR telah menerbitkan penambahan lingkup ruas tol Wiyoto Wiyono (Harbour Road II) sejak 26 Agustus 2019 lalu, sehingga pembangunannya dapat segera dimulai.
"Hal tersebut merupakan bagian dari perjalanan panjang yang perlu kita sama-sama pahami. Dengan dibangunnya Harbour Road II bukan hanya menambah panjang ruas jalan hingga kapasitasnya, tapi juga ada aspek-aspek teknis yang harus diperhatikan secara detail," kata Danang, seperti dikutip dari keterangan resmi, Selasa (8/10/2019).
Jalan Tol Harbour Road II diketahui merupakan akses sambungan dari Jalan Tol Dalam Kota yang menjadi akses pendukung menuju wilayah Tanjung Priok yang juga bagian dari jaringan jalan tol Jakarta Outer Ring Road (JORR). Jalan tol ini ditargetkan selesai konstruksinya secara keseluruhan pada Tahun 2022 mendatang.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini