Awalnya, Sugiyono diminta oleh tersangka Mulyono untuk merakit bom. Sugiyono yang merupakan seorang tukang servis HP di ITC Cempaka Mas, Jakpus, kenal dengan Mulyono sejak 2018.
Hingga kemudian, Mulyono memperkenalkannya dengan dosen IPB Abdul Basith. Pada saat pertemuan dengan Basith pada 22 September 2019, Sugiyono ditanya apakah dirinya punya keahlian membuat bom.
Selang beberapa waktu kemudian, Sugiyono lalu diajak untuk berkumpul di sebuah tempat di kawasan Jakarta Selatan. Di situ, dia bertemu dengan tersangka Mulyono dan juga Basith serta sekitar 20 orang lainnya yang tidak dia kenali semuanya.
"Mereka bahas soal masalah 'sudah siap nggak orang-orangnya', saya bilang iya pak. Karena di situ orang tua semua dan di situ saya yang paling muda, jadi saya 'iya-iya' aja," tuturnya.
Di pertemuan itu, ungkap Sugiyono, mereka membahas soal rencana Aksi Mujahid 212 Sabtu 28 September 2019. Menurut Sugiyono, dalam pertemuan itu dibahas agar demo tersebut dilaksanakan besar-besaran hingga dibuat ledakan bom.
"Demonya itu nggak mau cuma demo biasa, dia harus kayak tuntas gitu, demo besar-besaran gimana caranya semua elemen masyarakat turun dalam aksi demo. Itu makanya dia buat ledakan kayak bom," lanjutnya.