Maros - Tiga anggota polisi
Polres Majene diduga dipukuli sejumlah napi Lapas klas IIa Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Ketiga polisi mengalami luka-luka dan dirawat.
Peristiwa ini terjadi pada Minggu (6/10) saat ketiganya menangani kasus penipuan yang diduga melibatkan
napi dalam lapas. Tiga polisi yang terluka yakni Kasat Reskrim Polres Majene AKP Pandu Arif Setiawan bersama dua anggotanya.
"Iya mas, anggota dirawat," kata Kapolres Majene AKBP Asri Efendy kepada wartawan, Selasa (8/10/2019).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
AKBP Asri mengatakan anggotanya mendatangi Lapas Maros untuk mendalami kasus penipuan via media sosial yang mengatasnamakan dirinya. Pelaku diduga napi yang berada di dalam Lapas Maros.
"Itu penipuan menggunakan media sosial mengatasnamakan pejabat (termasuk saya), minta dana, nah itu mengerucut kepada orang yang di dalam (Lapas Maros), yang menjalani pidananya," jelas Asri.
Akibat luka di rahang bawahnya, AKP Pandu menjalani operasi di RS Bhayangkara Polda Sulses. Dua anggota lainnya juga ikut dilarikan ke RS setelah kejadian.
 Foto: Kondisi di LP Maros (Opik-detikcom) |
Kepala RS Bhayangkara Polda Sulsel, Kombes Farid Armansyah mengatakan AKP Pandu mengalami luka retak di rahangnya. Namun dia belum dapat memastikan penyebab luka tersebut.
"Kita sih, kalau dari sisi medis, karena benda tumpul aja itu di rahangnya. Benda tumpul itu macam-macam, karena batu kek, balok kek, (belum bisa dipastikan), kecuali visum bisa lebih detail lagilah," ucap Farid kepada
detikcom, Rabu (9/10/2019).
Sementara, Kalapas Klas II A Maros, Indra Setiabudi, membantah ada pemukulan oleh polisi. Menurutnya, jika benar terjadi pemukulan akibatnya bisa mengancam keselamatan ketiga anggota polisi.
"Enggak ada pemukulan, kalau terjadi pemukulan berarti kematian itu. Karena 600 lawan tiga. Cuman dikejar pakai batu keluar (lapas)," kata Indra Setiabudi di Kabupaten Maros, Rabu (9/10/2019).
Dia menyebut kericuhan tersebut tidak berlangsung lama. Bahkan penghuni lapas kembali beraktivitas usai kejadian itu.
 Selongsong peluru yang ditemukan di Lapas Maros (Opik-detikcom) |
Indra menyebut, kericuhan terjadi karena dipicu tembakan yang dilepaskan polisi di dalam lapas. Menurutnya tembakan tersebut membuat warga binaan menjadi panik.
"Ini awalnya miskomunikasi, andai anggota salah satu kasat reskrim pada saat itu tidak membuang tembakan mungkin hal ini tidak terjadi. Karena biasanya pengawalan masuk ke dalam berlangsung aman," kata Indra.
Indra mengatakan saat polisi masuk ke dalam lapas ada suara-suara yang diteriakkan oleh para tahanan. Namun, dia menyebut suara-suara itu adalah yang biasa terjadi di dalam sana.
"Hanya karena ada suara suara itu biasa di penjara. Kemudian Pak Kasat yang berada jauh dari tempat penggeledahan kemudian berinisiatif masuk ke dalam lapas, area maximum security. Tanpa kita duga beliau membuang tembakan dua kali," ungkapnya.
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini