"Pertama, terpaparnya sudah juga begitu dalam, dilihat dari media sosial, ditandai dengan yang bersangkutan aktif terafiliasi dengan JAD. Ini jelas ada kaitan dengan Saudara Abuzi, jaringan teroris yang kita amankan dua minggu lalu di Bekasi," kata Kabag Penum Divisi Humas Polri Kombes Asep Adi Saputra di Mabes Polri, Jalan Trunojoyo, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Rabu (9/10/2019).
"Yang paling jadi kunci penting, jelas dia tersambung link-nya dengan JAD," sambung Asep.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menyebut tim dari Densus masih mendalami kemungkinan-kemungkinan Bripda Nesti membocorkan informasi tentang kepolisian kepada JAD. Asep mengatakan, jika terbukti bersalah, nantinya Bripda Nesti bisa direkomendasikan untuk dipecat.
"Masih kita dalami (kemungkinan Bripda Nesti jadi informan teroris). Yang jelas, dia ini aktif bangun hubungan dengan JAD. Masih dalam pemeriksaan internal dan ada prosedur kode etik. Pastinya kita rekomendasikan diberhentikan," ujar Asep.
Dalam kasus ini, Bripda Nesti diamankan untuk kedua kali dengan dugaan yang sama. Nesti diduga menganut paham radikal.
Nesti pertama kali ditangkap oleh Polda Jawa Timur saat dia mendarat di Bandara Juanda, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Mei 2019. Saat itu dia hendak ke Surabaya menggunakan identitas palsu.
Terbaru, Bripda Nesti kembali ditangkap oleh Densus 88 Antiteror di Yogyakarta. Bripda Nesti ditangkap lantaran berada di bawah pengawasan Densus 88 dan diduga aktif dalam kegiatan-kegiatan bersama kelompok radikal.
Halaman 2 dari 2
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini