Dalam wawancara khusus dengan detikcom di Polda Metro Jaya, Rabu (9/10/2019), Mulyono menjelaskan awal mula dirinya bertemu dengan Seonarko. Saat itu, Mulyono yang tergabung dalam 'Majelis Kebangsaan Pancasila Nusantara (MKPN), ikut dalam pertemuan di kediaman Soenarko pada tanggal 20 September 2019 lalu.
"Karena kita di Majelis Kebangsaan Pancasila Nusantara kita diundang Pak Prof Insani dari Ekonom UI, diundang dengan Pak Narko (Soenarko, red) di rumahnya beliau. Tanggal 20 di rumahnya Pak Narko," kata Mulyono.
"Waktu undangan pertama kita nggak tahu apa yang akan dibicarakan, pada saat pembicaraan mereka akan adakan gerakan itu yang mengusung gerakan Sri Bintang Pamungkas. Nah itu diutarakan bagaimana menurunkan Jokowi, bagaimana menolak, bagaimana kembali ke UUD 1945," tutur Mulyono.
Mulyono mengaku tidak sepaham dengan rencana gerakan tersebut. Ia pun menyebutkan dirinya menolak rencana Sri Bintang itu.
"Nah kita bilang bahwa kita bukan di wilayah itu. Kita buka di wilayah kenegaraan dalam artian kita tidak berkait dengan menurunkan rezim. Yang kita ubah bukan menurunkan rezim, tapi membangun sistem atau mengganti sistem. Jadi kita tolak saat itu," bebernya.
Ia menyebutkan, pertemuan itu dihadiri oleh sekitar 15 orang. Selain Soenarko, Mulyono juga menyebut kehadiran Lakda (Purn) Sony Santoso dalam pertemuan itu.
"Pak Sri Bintang nggak hadir di situ. Yang ada itu Pak Slamet, saya dan lain-lain ada yang dari UI, Pak Narko, Pak Sony ada juga beberapalah orang antara 10-15 orang," ucapnya.